Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Rupiah terus menguat usai penandatanganan kesepakatan fase I antara AS dan China.
Mengutip Bloomberg, Kamis (16/1/2020), rupiah dibuka di angka 13.678 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.695 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.626 per dolar AS hingga 13.678 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,73 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.658 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.706 per dolar AS.
"Kemungkinan rupiah menguat memfaktorkan kesepakatan dagang AS-China," kata Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara, Kamis (16/1/2020).
Baca Juga
Pada Rabu (15/1) kemarin, kesepakatan dagang AS-China ditandatangani Presiden AS Donald Trump dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Washington DC, AS.
Presiden Trump memberi pernyataan China akan membeli barang-barang AS senilai lebih dari 200 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan.
Untuk sementara waktu, AS sendiri tidak mengubah pengenaan tarif yang ada saat ini sampai kesepakatan fase dua ditandatangani, namun kesepakatan fase dua ini masih tidak pasti.
Sementara itu Wakil PM China Liu He menyatakan China akan membeli produk-produk pertanian AS senilai 40 miliar dolar AS.
Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.660 per dolar AS hingga Rp13.690 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut Tak Mau Rupiah Menguat Terlalu Cepat
Nilai tukar rupiah saat ini menguat ke kisaran 13.600 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah teris berada di kisaran 14.000 per dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hal ini mematahkan anggapan yang menyebutkan mustahil rupiah bisa menguat.
"Ini kan market enggak bisa dibohongin. Dia lihat sekarang CAD kita kan membaik," kata Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kematiriman dan Investasi, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Luhut meyakini setelah undang-undang Omnibus law cipta karya dan perpajakan selesai, sentimen rupiah terhadap dolar AS akan terus meningkat. Belum lagi jika sovereign wealth fund terbentukm Luhut optimistis rupiah akan terus menguat.
Selain itu, investasi dari Timur Tengah sudah masuk ke Indonesia. "Pasti tambah kuat lagi," ujarnya.
Namun, Luhut menyebut peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS harus tetap diatur. Sebab bila terlalu cepat akan menganggu iklim ekspor.
"Jangan sampai nanti terlalu cepat menguatnya. (Kalau) cepat menguat kan ekspor kita jadi masalah," kata Luhut.
Advertisement
Mekanisme Pasar
Kondisi pemerintahan yang semakin baik juga salah satu faktor penguatan rupiah. Saat ini pemerintah tidak melakukan intervensi terlalu banyak terhadap rupiah dan membiarkan bergerak sesuai mekanisme pasar.
"Kita juga memberikan kepada market mechanism. ini market aja yg membuat begitu," ujar Luhut.
Artinya, hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pemerintah selama lima tahun kemarin terus membaik.
Reporter:Â Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.comÂ