Dampak Virus Corona, BPS Pastikan Ekspor dan Kunjungan Wisman Turun

Pada Desember 2019, jumlah kunjungan wisatawan dari China sebesar 11,2 persen atau sekitar 2 juta dari jumlah wisatawan keseluruhan sebesar 16 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2020, 13:10 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2020, 13:10 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wabah Virus Corona di Wuhan, China telah memicu kekhawatiran secara global, karena virus ini telah menyebar ke seluruh Asia dan dunia. Virus ini juga diprediksi akan mempengaruhi perdagangan dan jumlah wisatawan Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penutupan kunjungan dari dan menuju China oleh pemerintah setempat membuat jumlah kunjungan menurun meski belum terlihat secara signifikan.

"Kemudian ini pertanyaan apakah coronavirus berpengaruh kepada wisman enggak ya? Kalau kita lihat ada larangan dari China Goverment untuk berkunjung ke sini ke negara-negara lain keluar dan sebaliknya juga ada larangan, nanti akan berdampak," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Pada Desember 2019, jumlah kunjungan wisatawan dari China sebesar 11,2 persen atau sekitar 2 juta dari jumlah wisatawan keseluruhan sebesar 16 juta. Jumlah tersebut diprediksi akan menurun drastis karena adanya penutupan kunjungan oleh pemerintah China.

"Kalau dilihat Januari sampai dengan Desember ya persentase jumlah Wisman dari Tiongkok itu sekitar 12 persen berapa persen kalau nanti ada larangan pasti dia akan berpengaruh pada jumlah wisma ya pasti 12 persen," jelasnya.

"12 persen dari total 16 juta itu adalah seperdelapan ya sekitar 2 juta. Jadi kalau kita lihat selama bulan tahun 2019 jumlah Wisman dari Tiongkok itu sekitar 2 juta pasti nanti akan berpengaruh pada jumlah Wisman," sambungnya.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke Negara Tirai Bambu tersebut juga akan mengalami perubahan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Sebab, China merupakan salah satu mitra dagang Indonesia yang memiliki porsi besar dalam ekspor maupun impor.

"Ekspor-impor nanti akan kita tunjukkan tanggal 15 tapi pasti akan berpengaruh juga ya. Kita lihat seberapa besar pengaruh kita belum tahu karena kita tahu bahwa ekspor utama kita adalah ke Tiongkok. Semua impor utama kita ke Tiongkok. Jadi apa yang terjadi di Tiongkok pasti akan berpengaruh kepada permintaan dan juga pengiriman barang," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Wabah Virus Corona, Garuda Indonesia Setop Penerbangan dari dan ke China

Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Pekerja menyemprot tempat sampah di luar Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia tutup sementara rute penerbangan dari dan ke China guna mencegah penyebaran virus Corona yang menggegerkan seluruh dunia hingga ditetapkan darurat oleh WHO.

Hal tersebut dilakukan atas kebijakan pemerintah untuk menunda layanan penerbangan dari dan ke China yang resmi diberlakukan 5 Februari 2020 mendatang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, penundaan sementara penerbangan ini merupakan bentuk perhatian serius Garuda Indonesia untuk turut mengantisipasi penyebaran virus Corona.

"Kebijakan tersebut juga merupakan tindak lanjut komitmen dan dukungan penuh Garuda Indonesia terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia yang salah satunya dilakukan melalui penundaan sementara rute penerbangan dari dan menuju Tiongkok," ujarnya, mengutip keterangan resmi, Senin (3/2/2020). 

Adapun rute yang ditutup sementara ialah rute yang melewati Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou dan Xi’an. Sementara, penerbangan dari dan menuju Hongkong masih dilayani dengan pengawasan penuh bersama dengan otoritas terkait.

Garuda juga turut memberlakukan kebijakan yang fleksibel untuk melakukan reschedule dan reroute bagi calon penumpang yang telah memesan tiket dari dan ke China.

Informasi mekanisme refund, perubahan jadwal dan reroute rute penerbangan, penumpang bisa didapatkan melalui Call Center Garuda Indonesia di nomor 021-2351 9999 dan 08041807807. www.garuda-indonesia.com dan Twitter @GarudaCares.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya