Ibu Kota Pindah, Investor Asing Incar Gedung DPR dan Kementerian di Jakarta

Seluruh aset barang milik negara yang ada di Jakarta sendiri secara total mencapai sebesar Rp 1.400 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2020, 15:55 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2020, 15:55 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2020 Kembali Meleset dari Target
Deretan gedung bertingkat terlihat dari jendela gedung pencakar langit di kawasan Jakarta, Kamis (26/12/2019). Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 5,2%, berada di bawah target APBN 2020 sebesar 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Barang Milik Negara Kementerian Keuangan, Encep Sudarwan, mengakui bahwa saat ini sudah banyak investor asing yang melirik aset negara seperti gedung-gedung pemerintah di Jakarta. Keinginan para investor itu pun mencuat setelah adanya kabar pemindahan Ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

"Mereka selalu one step. Kawasan Tahmrin, Sudirman, Gatot Subroto (investor) sudah lihat. Tapi mereka belum nunjuk mekanismenya bagaimana. Karena gedungnya masih dipakai," ujar Encep di Kantornya, Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Salah satu investor bahkan sudah tertarik memanfaatkan aset gedung Dewan Pereakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berlokasi di Senayan. Kemendikbud dipilih lantaran lokasinya berdekatan dengan FX Sudirman sebuah kawasan pusat perbelanjaan.

"Ada yang katakan gedung DPR luas menarik, Kemendikbud juga berpotensi karena deket dengan FX Sudirman. Kalau digabungkan dengan FX Sudirman keren itu. Masih pengkajian karena mereka (investor) nunggu kepastian kapan jadi gak nih pindah," jelas dia.

Dia menambahkan, seluruh aset barang milik negara atau BMN yang ada di Jakarta sendiri secara total mencapai sebesar Rp 1.400 triliun. Pihaknya juga sudah memetakan mana-mana saja yang kemungkina bisa dimanfaatkan sebagai nilai tambah.

"Kita memanfaatkan mempertahankan aset yang ada di Jakarta. Apa itu masih dipake atau kita kerjasama dengan swasta sehingga kita ada penerimaan. Kita manfaatkan konsesni 30 tahun," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Kemenkeu Targetkan Sertifikasi 46.725 Tanah Milik Negara Rampung 3 Tahun

Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan menargetkan sebanyak 46.725 tanah barang milik negara (BMN) akan selesai disertifikatkan dalam tiga tahun mendatang. Upaya ini dilakukan agar pemanfataan lahan BMN menjadi lebih terkelola dengan baik.

Direktur Barang Milik Negara Kementerian Keuangan, Encep Sudarwan, mengakui bahwa selama ini masih banyak BMN yang belum tersertifikasi. Akibatnya, risiko gugatan terhadap lahan BMN juga semakin rentan. Untuk itu, pihaknya mendorong agar lahan BMN tersertifikasi semua. 

Adapun hingga akhir 2019 pemerintah sendiri sudah berhasil melaksanakan sertifikasi tanah BMN sebanyak 28.197 bidang. Sementara untuk tahun ini ditargetkan bidang tanah disertifikatkan sebanyak 15.426 bidang.

"DJKN akan bereskan satu tahap sertifikasi seluruh barang milik negara bersertifikat. Dalam 3 tahun sampai 2022 seluruh BMN kita sertifikatkan. Ada 46.725 bidang akan sertifikatkan," kata dia Kantornya, Jakarta, Jumat (14/2).

"Kenapa lama? Kita buat sebuah gebrakan dari sejak lama kita selesaikan setengahnya sisanya kita akan selesaikan di dalam tiga tahun akan menantang. Ini kerjasama dengan BPN, Kemenkeu dan Kementerian Lembaga," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya