3 Quality Tourism Bisa Jadi Andalan Pariwisata Indonesia, Apa Saja?

Potensi budaya juga dinilai sangat luar biasa.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Feb 2020, 13:13 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 13:13 WIB
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani. Liputan6.com/Tira
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani. Liputan6.com/Tira
Liputan6.com, Jakarta
Indonesia dinilai sangat berpotensi mengembangkan quality tourism. Ada tiga potensi yang bisa dikembangkan, yakni wisata bahari, eco-tourism, dan budaya.
 
"Quality tourism itu spesifik, intinya kalau kita bicara di Indonesia itu banyak sekali objek wisata yang bisa dikemas untuk quality tourism, terkait wisata Bahari. Indonesia itu punya garis pantai yang panjang, kita punya banyak pantai yang bagus dan biota laut yang beragam," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
 
Sementara untuk eco-tourism. Indonesia memiliki taman nasional, yang tersebar di beberapa wilayah. Bahkan banyak taman nasional yang berdampingan dengan gunung Merapi, sehingga punya potensi yang besar, misalnya seperti Bromo.
 
 
Adapun untuk potensi budaya juga dinilai sangat luar biasa. "Bisa ditingkatkan penyajiannya lebih baik. Saya rasa 50 persen keunikan budaya yang menurut kami layak dijual, seperti Bromo juga kalau dikemas dengan baik akan bagus," jelas dia.
 
Contoh lain, Bali yang akan menggelar upacara atau ritual 100 tahun yang disebut upacara Eka Dasa Rudra (Ludra). Acara ini bisa menjadi daya tarik yang ekslusif bagi turis mancanegara, karena upacara yang jarang dilakukan. "Indonesia sangat kaya dengan budaya yag perlu di explore," ujarnya.
 
Hal menarik untuk dikembangkan dalam quality tourism bukan masalah harga saja. Melainkan juga menjual eksotisme keindahan Indonesia. Bahkan, dilihat dari infrastruktur Indonesia dikatakan tidak bermasalah, tapi persoalan terletak dalam segi pemasaran dan promosi.
 
 
 
 

Target

Bukit Teletubbies Bromo dan Padang Rumput Savana
Bukit Teletubbies Bromo dan Padang Rumput Savana (Sumber: Pixabay)
Banyak daerah pariwisata di Indonesia yang ternyata dikelola orang asing. "Quality tourism ini dari segi infrastrukturnya tidak masalah, tapi segi penjualan, yang jago pemasaran itu orang asing, seperti pulau Bintan dikelola oleh orang Amerika," jelas dia.
 
Kendati begitu, dia berharap dengan pengembangan quality tourism ini, bisa menghasilkan USD 5.000 untuk sektor penginapan dalam satu kali penginapan per orang bagi turis asing. Dari harga normal hanya USD 1.100.
 
"Quality Tourism ini sangat menarik, cuma bagaimana cara memasarkannya, target market siapa, menurut kami dengan kemajuan internet bisa memudahkan. Memang ada ongkosnya untuk memetakan analisis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan quality tourism. Jadi kita harus menyatukan objek dengan baik ada yang mengurusi, analistisnya, dan yang paling penting teknik pemasarannya," jelas dia.
 
Karena ia mengatakan bahwa strategi pemasaran Indonesia masih kurang, meskipun promosi lima tahun lalu melalui "Wonderful Indonesia" gencar dilakukan, namun hal itu ia nilai masih kurang.
 
"Quality tourism di Indonesia sangat potensial sekali, tapi perlu effort strategi marketing, untuk ke depannya Pemerintah dan swasta bisa saling terbuka supaya bisa menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
 
 
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya