Pariwisata Indonesia Rugi Rp 6,9 Triliun Akibat Wabah Corona

Sektor industri pariwisata merupakan salah satu yang paling terdampak akibat wabah virus Corona.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Feb 2020, 16:23 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 16:23 WIB
Labuan Bajo
Pemandangan Labuan Bajo dari atas Bukit Cinta (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sebut Indonesia alami kerugian sebesar USD 500 juta atau setara dengan Rp 6,9 triliun (kurs 13.951 per dolar AS) akibat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) saat konferensi pers di Kemenko Kemaritiman di Jakarta Pusat, Selasa (25/02/2020).

Menurut Luhut, sektor industri pariwisata merupakan salah satu yang paling terdampak akibat wabah virus Corona. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) sektor pariwisata diprediksi mengalami kerugian sebesar USD 500 per bulan.

“Sektor pariwisata diprediksi kehilangan potensi pendapatan sebesar USD 500 juta per bulan karena terdampak wabah Coronavirus,” ujarnya.

"Bersamaan (dengan) itu, suka atau tidak suka, itu akan terjadi hambatan proyek (kereta cepat) Jakarta - Bandung, tergung berapa lama virus korona ini bisa berhenti," sambungnya.

"Suka tidak suka, dampak Corona virus juga berimbas atau berdampak pada perlambatan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, kemungkinan akan molor beberapa bulan dari jadwal,” jelasnya kepada wartawan dalam acara diskusi.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan pemerintah sudah melakukan berbagai antisipasi yang sesuai dengan guideline dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rupiah Melemah Dampak Kekhawatiran Virus Corona Masing Tinggi

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah melemah dampak dari data eksternal.

Mengutip Bloomberg, Selasa (25/2/2020), rupiah dibuka di angka 13.868 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.871 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 13.900 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.868 per dolar AS hingga 13.900 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,25 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.893 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yaitu 13.863 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Selasa, mengatakan aksi jual (sell-off) di sebagian aset berisiko terlihat mereda tapi kekhawatiran terhadap Virus COVID-19 belum hilang.

"Laporan kasus Corona masih terlihat meningkat. Rupiah masih bisa tertekan karena kekhawatiran tersebut," ujar Ariston seperti dikutip dari ANtara, Selasa (25/2/2020).

Dari China, bank sentral China People's Bank of China (PBoC) tidak melakukan injeksi dana di pasar repo pagi ini.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.830 per dolar AS hingga Rp13.920 per dolar AS. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya