Langkah Jaga Produksi Migas Tetap Normal Saat Harga Minyak Anjlok

SKK Migas berkoordinasi dengan Kontraktor KKS membahas langkah-langkah yang akan dilakukan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Mar 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 19:45 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengambil langkah antisipasi, agar kegiatan operasi hulu migas tetap berjalan dengan baik. Langkah diambil terkait penurunan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, penurunan harga minyak harus diantisipasi dengan baik, sehingga kegiatan operasi huli migas tetap berjalan normal dan target produksi tidak terdampak penurunan harga tersebut.

Untuk mendapatkan kebijakan yang tepat, SKK Migas berkoordinasi dengan Kontraktor KKS membahas langkah-langkah yang akan dilakukan.

“Kami berkoordinasi dengan Kontraktor KKS untuk membahas langkah-langkah agar kegiatan operasi dan pengembangan di lapangan dapat tetap dilaksanakan sesuai Work, Program and Budget (WP&B) tahun 2020 yang sudah disepakati bersama,” kata dia di Jakarta, Senin (9/3/2020).

SKK Migas memantau kegiatan investasi dan produksi KKKS, melalui rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD), rencana program tahunan (Work, Program and Budget/ WP&B), serta melalui persetujuan Authorization for Expenditure (AFE).

Melalui evaluasi tersebut, SKK Migas dapat mengetahui keekonomian masing-masing lapangan. Data inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk menyusun strategi agar kegiatan operasi dan pengembangan lapangan tidak terhenti ketika harga minyak turun.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, lembaganya mungkin akan melakukan revisit program dan kalkulasi lebih seksama atas program yang diajukan KKKS.

"Kami akan melakukan kalkulasi teknis dan ekonomis, untuk menentukan program-program mana yang prioritas dan mana yang direvisit, tanpa menurunkan target-target dalam WP&B,” tambahnya.

Deputi Dukungan Bisnis, Sulistya Hastuti Wahyu mengatakan, pihaknya akan membantu Kontraktor KKS melalui peningkatan pelayanan terhadap perizinan yang dibutuhkan Kontraktor KKS. Harapannya dengan bantuan yang lebih baik, biaya dapat semakin efisien dan program dapat direalisasi tepat waktu.

“Seperti diketahui sebelumnya, pada awal tahun SKK Migas telah meluncurkan program One Door Service Policy (ODSP) untuk mempercepat perizinan. Momen ini kami gunakan untuk meningkatkan layanan kami kepada KKKS, melalui kerjasama dengan BKPM, sehingga pengurusan perizinan dapat dilakukan lebih cepat,” tutup Sulistya.

Saksikan video di bawah ini:

Harga Minyak Anjlok 30 Persen, Sri Mulyani Anggap Angin Segar

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, akan terus mewaspadai dampak dari anjloknya harga minyak mentah ke Indonesia. Harga minyak dunia anjlok 30 persen dipicu kegagalan OPEC mencapai kesepakatan dengan sekutunya mengenai pengurangan produksi.

"Pertama dinamika dari harga minyak dan pasar minyak dunia salah satu yang harus ktia perhatikan sangat serius," kata Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Sri Mulyani menyebut dampak ke Indonesia sendiri dengan adanya penurunan harga minyak dunia justru membawa angin segar. Lantaran, pemerintah tidak terbebani dengan harga minyak dunia yang mahal. Mengingat selama ini kebutuhan minyak dalam negeri masih mengandalkan impor.

"Dengan harga minyak yang turun di dalam kondisi ekonomi yang sedang tertekan mungkin ini menjadi bentuk positif dalam artian bisa stimulate tidak membebani. Kalau impor minyak selama ini cukup besar, penurunan harga minyak bisa memberi penurunan beban pertamina impor dan lain-lain. saya harap terlihat di neraca Pertamina," katanya.

Sri Mulyani menilai anjloknya harga minyak dunia dikarenakan kegagalan persetujuan antara dua produsen minyak terbesar dunia, antara Arab Saudi dengan Rusia dalam upaya untuk mengurangi produksi. Terutama hal ini dikaitkan dengan penurunan permintaan karena adanya virus Corona.

"Kemungkinan terjadinya growth dunia menurun menyebabkan harga menurun. Namun yang mungkin cukup mengagetkan adalah dari Saudi membuat langkah jauh lebih bold yaitu dengan memberi diskon harga minyak lebih dalam sehingga menjadi perang harga," kata dia.

Dia menilai penurunan harga minyak ini juga berdampak menimbulkan ketidakpastian lebih besar terhadap capital market, pasar uang, sehingga dampak psikologis akan memengaruhi dari sisi positif harga energi menjadi relatif murah. Berbagai faktor tersebut akan diperhatikan oleh pihaknya.

"Dari sisi harga minyak apakah ini akan dalam jagka pendek dalam artian bulan, atau panjang dalam artian kuartal atau semester masih dilihat reaksi Rusia dan Arab Saudi," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya