Dolar AS Kian Perkasa, Harga Emas Melemah 0,6 Persen

Harga emas tergelincir pada Kamis karena dolar melonjak ke level tertinggi selama tiga tahun terakhir

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Mar 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir pada Kamis karena dolar melonjak ke level tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sentimen lain yaitu pandemi virus corona mengancam melumpuhkan aktivitas ekonomi dan mendorong investor untuk menjual aset untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk tunai.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (20/3/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen di USD 1,477.07 per ounce, sementara emas berjangka AS naik 0,2 persen pada USD 1,479.80.

"Jelas status safe-haven emas belum tertahan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

"Pemain bergerak menuju uang tunai. Juga, kami telah melihat pergerakan dolar yang sangat kuat selama beberapa sesi terakhir. Ketika kita melihat lebih banyak bank sentral di seluruh dunia bertindak dalam hal virus corona, kita melihat dolar adalah jalan menuju keselamatan,” tambah dia.

Dolar membukukan level tertinggi baru selama tiga tahun karena permintaan tetap tinggi meskipun ledakan baru-baru ini dari operasi injeksi likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia.

“Pasar dunia telah melihat konfirmasi bahwa greenback masih menjadi raja ketika masa sulit. Pertarungan besar untuk greenback adalah mengabadikan dislokasi di pasar keuangan,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan dalam menanggapi harga emas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebijakan Pemerintah Gagal Meyakinkan Pasar

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Investor melepaskan aset berisiko karena pembuat kebijakan gagal meyakinkan pasar saham yang dilanda kepanikan.

"Dengan semua stimulus tambahan dari pemerintah dan bank sentral di luar sana, ini merupakan perjalanan liar di pasar utang baru-baru ini, semakin menambah kegilaan di pasar logam mulia," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.

Penyebaran virus tanpa henti, yang telah menginfeksi hampir 230.000 di seluruh dunia, telah memicu kepanikan dan memicu penjualan besar-besaran dalam aset, termasuk emas batangan.

Data resmi dari Amerika Serikat menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak pekan lalu ke level tertinggi sejak 2017 akibat banyaknya wabah pada pekerjaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya