Industri Tekstil Nasional Mampu Produksi 18 Juta APD per Bulan

Perusahaan tekstil yang memproduksi APD terus bertambah dari semula hanya ada 6 perusahaan berkembang menjadi 36 perusahaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 14:40 WIB
Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Harga yang dijual untuk APD bekisar antara Rp 45.000 untuk jenis pakaian sekali pakai dan Rp 75.000 untuk pakaian yang bisa dicuci. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Industri dalam negeri sudah mampu memproduksi alat-alat pendukung penanganan Corona Covid-19 terutama Alat Pelindung Diri (APD). Bahkan produksi APD tersebut tak perlu menggunakan bahan baku impor alias dengan bahan baku lokal. 

“APD sekarang kapasitas yang kita bisa produksi per bulan itu hampir 18 juta,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Muhammad Khayam, dalam rapat virtual dengan Komisi IX, Rabu (8/4/2020).

Jumlah industri yang mampu memproduksi APD pun meningkat menjadi 36 perusahaan tekstil. Dari sebelumnya cuma 6 perusahaan. Diharapkan APD produksi industri dalam negeri ini nantinya dapat disalurkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mendukung kerja tenaga medis.

“Ini hampir 36 perusahaan yang tadinya cuma 6 perusahaan. Didukung oleh industri tekstil kita sehingga (kapasitas produksi) menjadi 18 juta,” urai dia.

Masker pun sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Dia memastikan bahwa Indonesia memiliki pasokan bahan baku yang cukup untuk produksi masker.

“Untuk masker kita sudah bisa memproduksi. dengan bahan-bahan yang kita punya dukungan bahan baku tersedia dalam negeri. Meskipun sebelumnya penggunaan bisa untuk selain masker maupun APD. Spunbond ini digunakan untuk bahan baku masker. Sekarang industri tekstil pun sekarang membantu industri masker ini,” terang dia.

Dia pun memastikan ketersediaan sarung tangan untuk tenaga medis. Industri sarung tangan karet Indonesia, ungkap dia, sangat unggul terutama dalam aspek kapasitas produksi.

“Sarung tangan karet kita sangat unggul. Hampir 8,5 miliar pcs per tahun. Konsentrasinya di Medan jadi ini bisa kita gunakan juga untuk ketersediaan industri media kita. Jadi untuk membantu tenaga-tenaga medis kita. Produksinya besar sekali mudah-mudahan ini bisa membantu ketersediaan sarung tangan untuk medis,” kata dia.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Ventilator

Intip Produksi Ventilator di China
Para karyawan membuat ventilator di Mindray Bio-Medical Electronics Co., Ltd., sebuah perusahaan manufaktur perangkat medis yang berbasis di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan, (31/3/2020). (Xinhua/Liang Xu)

Salah satu inovasi yang sedang didorong Kemenperin saat ini yakni produksi ventilator. Pihaknya menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Perguruan Tinggi dalam negeri yang telah mengembangkan inovasi di bidang pembuatan ventilator.

“Nanti siang rencananya kita akan berdiskusi untuk ini dan ini sekarang sudah lagi diuji di Kementerian Kesehatan. Jadi mudah-mudahan dengan inovasi-inovasi ini kita dukung untuk dikembangkan dan bekerja sama dengan industri dalam negeri kita.

Dia menegaskan, pada prinsipnya dalam menghadapi Covid-19, Kemenperin mendorong sektor industri agar dapat mendukung dari sisi ketersediaan APD , masker, obat-obatan, dan juga nanti ventilator jika lolos uji di Kementerian Kesehatan.

“Alat yang sangat dibutuhkan ini menjadi perhatian kita supaya kita tidak bergantung dengan impor. Itu yang paling penting. Ketika keadaan sangat darurat kita harus mengandalkan impor, ini pasti nantinya akan banyak hambatannya. Kerena negara lain membutuhkan hal yang sama bahkan lebih parah dari kita,” tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya