Pengusaha Sebut Masa Depan UMKM di RUU Cipta Kerja Masih Tak Jelas

DPR RI tengah melanjutkan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan memprioritaskan pembahasan terkait aturan kemudahan bisnis bagi pelaku UMKM

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Apr 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 15:00 WIB
BRI membantu para pelaku UMKM
BRI memberikan bantuan ke UMKM dalam bentuk KUR.

Liputan6.com, Jakarta DPR RI tengah melanjutkan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan memprioritaskan pembahasan terkait aturan kemudahan bisnis bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal ini, digadang-gadang akan membawa UMKM naik kelas. Dengan asumsi, ketika perizinannya lebih mudah dan efisien, maka akan banyak bibit UMKM yang akan mekar.

Namun demikian, menurut Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, nasib UMKM masih samar. Pasalnya, setelah mendalami draft RUU Cipta Kerja secara cermat, Sarman menilai perubahan mengenai kebijakan hendak dibawa kemana masa depan UMKM, tidak tersirat secara jelas.

Mengutip dari keterangannya yang diterima Liputan6.com, Kamis (30/4/2020), Sarman menyoroti beberpa pasal yang dianggapnya kurang gamblang.

Seperti pada pasal 5, mengenai penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengaturan terkait dengan kemudahan, pemberdayaan dan perlindungan UMK-M serta perkoperasian.

"Namun dalam batang tubuh selanjutnya sama sekali tidak mengelaborasi secara teknis mengenai pengaturan sebagaimana tertera pada pasal 5 RUU tersebut. Artinya nasib UMKM pada draft UU ini masih samar dan perlu dipertanyakan karena sama sekali tidak punya dampak apa apa terhadap UMKM," jelas Sarman

"Masih jauh panggang dari api," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Diperkuat

Pemberdayaan UMKM dengan KUR Berbunga Rendah
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah diharapkan dapat menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis dan daya saing. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sarman berharap agar kluster UMKM dapat diperkuat dan menjadi target yang strategis, mengingat peran UMKM dalam pembangunan perekonomian nasional sangat besar, dimana UMKM memberikan kontribusi 60,34 persen PDB Nasional, menyerap 96 persen Angkatan kerja, dan menyumbang 14,17 persen dari total ekspor dan menjadi penggerak ekonomi di akar rumput.

"Kami juga berharap agar Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Komisi VI DPR RI yang membawahi Kementerian UMKM, dapat memperjuangkan aspirasi ini karena sudah cukup lama UMKM ini dari sisi pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan sangat lamban, sehingga apa yang terjadi puluhan tahun UMKM tidak pernah naik kelas," ujar Sarman.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya