Sorgum Jadi Andalan Kolaka Timur Tingkatkan Ekonomi Daerah

Hampir 90 persen penduduk Kolaka Timur bermata pencaharian sebagai petani.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 12:00 WIB
[Bintang] Sorgum
Setelah berburu benih ke pelosok Flores, Maria Loretha berhasil membudidayakan sorgum. (Edy Suherli/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Tony Herbiansyah menyatakan akan terus mendorong petani guna mengembangkan tanaman sorgum sehingga daerahnya menjadi lumbung sorgum. Sebab, tanaman tersebut  dipastikan mampu bakal menjadi penggerak ekonomi wilayah.

"Tanaman sorgum merupakan tanaman multiguna yang memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah krisis pangan dan energi. Sehingga, potensi pengembangannya sangat menjanjikan untuk menjadi penggerak ekonomi wilayah. Tahun ini kami anggarkan untuk pengembangan sorgum 1.200 hektar," jelas Tony, melalui keterangan tertulis (11/5).

Dia menjelaskan Kabupaten Kolaka Timur mempunyai jumlah penduduk sebanyak 156.689 jiwa yang hampir 90 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, yang mulai merasakan pentingnya pemanfaatan pangan alternatif selain beras dengan mulai mengembangkan tanaman sorgum. Adapun, luas potensi lahan pengembangan sorgum di Kolaka Timur mencapai 16.308 ha.

Sebagai langka awal pengembangannya, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan telah membina petani sorgum seluas 230 ha dan satu gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai penangkar benih sorgum.

"Kami yakin, dari segi ekonomi, pengembangan sorgum ini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda atau tenaga kerja potensial untuk menekan laju urbanisasi tenaga kerja dari desa ke kota. Tentu kita kelola dengan pola pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sektor pertanian," jelas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kolaka Timur, Lasky Paemba mengatakan awal mula sorgum ada di Kolaka Timur yakni karena ada staf yang dikirim mengikuti pelatihan di Bogor. Staf tersebut membawa 30 biji benih sorgum dan dinas pertanian merespon dengan baik sebab sorgum adalah tanaman yang sabar tanpa harus di pupuk dan secara ekonomi memberikan keuntungan yang tinggi.

"Guna mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah Kolaka Timur di tahun anggaran 2020 telah menganggarkan pengembangan sorgum seluas 1.200 hektar dan pembuatan DEMFARM seluas 20 hektar," lanjutnya.

Kebun Sorgum

[Bintang] Ladang sorgum
Ladang sorgum Maria Loretha di Desa Likotuden, Flores Timur, NTT. (Edy Suherli/Fimela.com)

Nantinya, pembangunan DEMFARM dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti kebun sorgum 10 ha, laboratorium mini, workshop, gudang pabrik, dan fasilitas pendukung lainnya. Menurut Lasky, pembangunan fasilitas tersebut  agar semua hasil dari tanaman sorgum dapat diolah dan dikemas dari lokasi DEMFARM.

"Adapun hasil yang dimaksud adalah beras sorgum, tepung sorgum, Biomassa dan Bio Ethanol," terang Lasky.

Sedangkan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengapresiasi semangat pemerintah Kabupaten Kolaka Timur yang sejalan dengan tekad Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam mengembangkan pangan alternatif. Di tahun 2020, Kementan telah meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif, salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum.

"Salah satu fokus pengembangan budidaya tanaman pangan tahun ini adalah sorgum, sesuai Komandan SYL kami mengalokasikan bantuan benih. Pengembangan tanaman ini memiliki posisi strategis dalam menggerakkan perekonomian wilayah dan negara sebab banyak manfaatnya khususnya dibutuhkan industri dan bernilai ekspor," tegas dia. 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya