Sri Mulyani Sebut Pandemi Corona Bikin Orang Ramai-Ramai Beli Emas

Sri Mulyani menyebutkan pandemi Virus Corona dan langkah penanganan serta dampaknya telah menyebabkan kepanikan di pasar keuangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2020, 16:43 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 16:43 WIB
Onderdil Harley Davidson dan Brompton
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Jakarta, Kamis (5/12/2019). Barang bukti selundupan tersebut dikemas dalam 18 kardus berwarna cokelat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Virus Corona dan langkah penanganan serta dampaknya telah menyebabkan kepanikan di pasar keuangan.

Tingkat kecemasan investor di pasar saham menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah. Negara-negara berkembang mengalami arus modal keluar yang sangat besar.

"Investor mencari aset yang aman, memindahkan aset keuangannya ke safe-haven assets, yaitu emas dan dolar," ujar Sri Mulyani saat menyampaikan Kerangka Kebijakan Makro 2021 ke DPR, Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Angka arus modal keluar di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan periode krisis keuangan global tahun 2008 dan taper tantrum 2013. Pandemi Covid-19 telah menciptakan ancaman nyata bagi keselamatan rakyat, ancaman terhadap sosial ekonomi dan sistem keuangan.

"Kegentingan yang sangat tinggi menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengeluarkan Perppu nomor 1/2020, yang berisi landasan hukum bagi langkah dan kebijakan di bidang Keuangan Negara dan APBN serta dalam menjaga sistem keuangan nasional," jelas Sri Mulyani.

 

Kehilangan Pendapatan

Bersama KPK, 3 Menteri Diskusi Bareng Lawan Korupsi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara dalam acara ‘KPK Mendengar’ di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/12/2019). KPK menggelar peringatan Hakordia 2019 dengan tema “Bersama Melawan Korupsi Mewujudkan Indonesia Maju”. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dampak dari resesi global, banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja dan terancam kehilangan sumber pendapatannya. Jika tidak diantisipasi dengan segera, kondisi ini akan menjalar ke sektor keuangan, meningkatkan kredit bermasalah atau bahkan berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

"Untuk mencegah hal tersebut, seluruh dunia mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menyelamatkan manusia dan perekonomian. Stimulus fiskal dalam jumlah yang sangat besar disiapkan. Singapura, Amerika Serikat, dan Malaysia telah mengeluarkan stimulus dan dukungan fiskal yang mencapai lebih dari 10persen PDB-nya," katanya.

Langkah kebijakan di berbagai negara dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu penanganan langsung dampak Covid-19 di sektor kesehatan, perluasan social safety net, stimulus untuk membantu pemulihan dunia usaha, dan perlindungan terhadap stabilitas sistem keuangan.

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya