Bulog Telah Serap Hampir 700 Ribu Ton Beras Petani

Penyerapan beras Bulog hampir mencapai 50 persen dari target penyerapan beras Bulog yang sebesar 1,4 juta ton di 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Jun 2020, 14:50 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2020, 14:50 WIB
Stok Beras Hingga Pertengahan Tahun Dipastikan Aman
Pekerja berstirahat di tumpukan karung beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog telah menyerap gabah setara beras hampir sekitar 700 ribu ton hingga pertengahan Juni 2020. Jumlah tersebut hampir mencapai 50 persen dari target penyerapan beras Bulog yang sebesar 1,4 juta ton di 2020.

"Sekarang udah sekitar 600 ribu lah. Per kemarin lah, udah hampir 700 (ribu ton)," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Awaludin menjelaskan, Bulog telah menjalankan titah untuk menyediakan cadangan beras pemerintah (CBP) antara 1-1,5 juta ton setiap tahunnya. Untuk 2020, Bulog menyiapkan stok CBP sekitar 1,35 juta ton.

Selain itu, ia melanjutkan, Bulog juga tetap menyalurkan beras dalam rangka Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Adapun besaran penyalurannya di tiap daerah berbeda-beda tergantung permintaan.

"Untuk tahun ini, penyaluran kita apa yang disebut dengan KPSH, itu fluktuatif. Yang namanya operasi pasar kan ketersediaan pasokan sangat tergantung dari kebutuhan masyarakat," ujar Awaludin.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Terbagi

20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut dia, penyaluran beras juga dipengaruhi oleh faktor daerah yang terbagi dalam kawasan sentra produksi dan bukan sentra produksi.

Sebagai contoh, Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah sentra penghasil beras, namun sekarang KPSH-nya agak rendah lantaran sudah terpenuhi oleh produksi sendiri dan penduduknya tidak banyak.

"Jawa sentra produksi, tapi permintaannya besar. Itu pasti suplai di masyarakatnya relatif besar. Tinggal kita lihat kebutuhan masyarakatnya. Kalau di Jawa meski suplainya besar, demand-nya juga besar," tukas Awaludin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya