Sektor Pertanian Jadi Penyumbang Tertinggi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q)

oleh Tira Santia diperbarui 06 Agu 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2020, 14:00 WIB
Panen Raya Padi Ibu Kota
Petani menunjukkan padi hasil panen di persawahan kawasan Rorotan, Jakarta, Kamis (30/7/2020). Untuk hasil panen, petani di Rorotan biasanya langsung menjual ke tengkulak yang memiliki pabrik tidak jauh dari lokasi sebelum akhirnya dipasarkan ke toko-toko di Jakarta. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 yang mengalami penurunan sebesar 4,19 persen (Q to Q) dan secara year on year (yoy) turun 5,32 persen.

PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q) dan bahkan secara y0y, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen.

Selain sektor pertanian, sektor lain yang mencatatkan pertumbuhan positif, yakni informasi dan komunikasi sebesar 3,44 persen dan pengadaan air 1,28 persen. Pertumbuhan PDB sektor pertanian bisa mencapai 2,19 persen yoy pada kuartal II/2020 tersebut karena ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 9,23 persen.

Pengamat Pertanian, Prof. Bustanul Arifin menilai pertumbuhan positif sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan selain karena pergeseran musim tanam, namun patut diapresiasi juga disebabkan karena di tengah pandemi covid 19 pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja bersama petani.

Di tengah pandemi, Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah.

"Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang sebenarnya tidak terdampak oleh pandemi Corona. Hal ini tentu juga ditopang oleh keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementerian Pertanian, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR. Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri,” demikian ujar Bustanul di Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Oleh karena itu, Bustanul mengatakan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2020 ini karena produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan yang membaik sehingga walaupun hadirnya pandemi covid 19 tidak memberikan dampak buruk pada sektor pertanian. Apalagi, orientasinya tidak hanya pada produksi namun juga pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pertanian.

“Untuk itu, ke depan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan para petani sehingga persediaan pangan juga tercukupi dalam suasana pandemi Covid-19. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dan menentukan, baik dalam soal pangan maupun ekonomi. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, sektor pertanian adalah kuncinya,” tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terobosan Sektor Pangan

Stok Beras Nasional di Tengah Pandemi
Aktivitas petani saat menggiling padi usai dipanen di persawahan kawasan Rorotan, Jakarta, Rabu (29/7/2020). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1,4 juta ton beras. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pusat, Winarno Tohir mengatakan bahwa pertumbuhan positif sektor pertanian tidak lepas dari upaya Kementan melalui terobosan pangan dimasa pandemi Covid-19.

Menurutnya program pengembangan pangan pokok dan lokal yang menjadi strategi penyediaan pangan dinilai sangat sesuai dengan kondisi sekarang dan Kementan kini gencar melaksanakan program tersebut.

“Memang saat ini kondisi negara sedang sulit, namun saya yakin pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian bisa melakukan terobosan-terobosan penting untuk upaya pencapaian kebutuhan pangan. Peningkatan produksi terus dilakukan hingga genjot ekspor bahkan pemanfaatan lahan pekarangan pun masif dilakukan,” demikian ujar Winarno.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Prof. Pantjar Simatupang mengatakan pemerintah sangat memahami dampak pandemi covid-19 pada tatanan pembangunan pertanian, terutama terhadap petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

Ia menilai pertumbuhan PDB subsektor tanaman pangan 9,23 persen ini merupakan tertinggi selama tiga tahun terakhir, juga karena pergesetan musim dan sekaligus menunjukkan pangan Indonesiaa kuat disaat pandemi covid19.

“Dimasa pandemi Covid-19, Kementerian Pertanian terus berupaya untuk menjalankan program dan kebijakan berorientasi pada kesejahteraan petani khususnya di masa panen harga yang diterima petani selalu di pantau,” tegasnya.

 

Tingkatkan Produksi

Pemasok Beras
Foto: Petani di Kabupaten SIKKA saat panen padi (Liputan6.com/Dion)

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, mengatakan bahwa pertumbuhan PDB sektor pertanian yang positif ini memang bukan sesuatu yang mustahil. Saat ini, Kementan dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo terus bergerak mendorong produksi yang cukup dan berkualitas.

Peningkatan produksi terus dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga guna mengurangi impor atau meningkatkan volume ekspor. Ia juga mengatakan bahwa dalam peningkatan produksi, Kementan melakukan beberapa upaya salah satunya dengan mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

"Selain itu, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan berupa bantuan benih, alat alat pasca panen, dan juga berbagai jenis alat pra panen serta fasilitas permodalan terus ditingkatkan," tukas Suwandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya