Pemerintah Baru Bayar Utang Rp 7 Triliun, Keuangan PLN Masih Sehat?

Utang kompensasi pemerintah kepada PT PLN baru terealisasi Rp 7 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Agu 2020, 13:10 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 13:10 WIB
PLN Cek Langsung Meteran Rumah Warga
Petugas PLN melakukan pencatatan meteran listrik di rumah warga kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (30/6/2020). PLN memastikan seluruh petugas dikerahkan mencatat ke rumah pelanggan pascabayar untuk digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik bulan Juli 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan utang kompensasi pemerintah kepada PT PLN sudah terealisasi Rp 7 triliun.

Utang ini merupakan uang yang harus dibayarkan pemerintah ke PLN sebagai kompensasi lantaran PLN tidak melakukan penyesuaian tarif selama 2018-2019 sesuai fluktuasi harga komoditas.

“Jumlahnya sekitar Rp 45 triliun, menurut info kemarin sudah mulai dibayarkan oleh pemerintah Rp 7 triliunan lebih yang dibayarkan ke PLN. Sedikit banyak ini akan lebih menyehatkan PLN,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam Konferensi Pers: Stimulus Keringanan Tagihan Listrik, Selasa (11/8/2020).

Rida mengatakan, Pemerintah membayarkan sesuai nilai hasil audit yang sudah dicatat oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Di tengah pandemi COVID-19, keuangan PLN tetap diperhatikan. Belum lagi pemerintah belum lama ini memberikan sederet stimulus berupa keringanan tagihan listrik bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA subsidi rumah tangga, 450 VA industri dan UMKM.

“Dalam hal pemerintah menyusun melaksanakan kebijakan termasuk berupa bantuan. pada saatnya kami memperhitungkan cashflow PLN,” kata Rida.

Rida meminta agar masyarakat percaya bahwa pemerintah mampu membantu masyarakat terimbas, sekaligus menyelamatkan kesehatan PLN. “Tolongah percaya ke pemerintah, sambil membantu saudara-saudara kita sebagai pelanggan PLN, PLN-nya sendiri juga kita jaga agar tetap sehat,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 Wilayah Terpencil Papua Kini Nikmati Listrik 24 Jam

PLN Cek Langsung Meteran Rumah Warga
Petugas PLN melakukan pencatatan meteran listrik di rumah warga kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (30/6/2020). PLN memastikan seluruh petugas dikerahkan mencatat ke rumah pelanggan pascabayar untuk digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik bulan Juli 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PLN terus meningkatkan layanan listrik untuk desa-desa terpencil, salah satunya di Distrik Demta dan Kampung Kamdera, Kabupaten Jayapura. Sebanyak 522 pelanggan yang berada di wilayah tersebut kini dapat menikmati layanan listrik PLN sehari penuh atau 24 jam.

Peningkatan layanan listrik ini terjadi setelah PLN berhasil menyambungkan sistem kelistrikan isolated Demta dengan dengan sistem kelistrikan Genyem yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan listrik kepada masyarakat, terutama dengan mendorong penggunaan energi baru terbarukan guna menghadirkan energi yang ramah lingkungan," tutur General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Abdul Farid, keterangannya, Minggu (9/8/2020).

PLN berhasil menghubungkan sistem kelistrikan isolated PLTD Demta dan PLTD Kamdera dengan sistem kelistrikan Genyem yang kini dipasok langsung dari PLTA Orya Genyem berkapasitas 2x10 MW. PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 27.12 Kilometer sirkit (kms) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 6.15 kms dengan nilai investasi mencapai Rp 5,5 miliar.

Sebelumnya, pasokan listrik di Distrik Demta berasal dari PLTD dengan kapasitas 250 kW dan 100 kW, sementara listrik di Kampung Kamdera menggunakan PLTD berkapasitas 2x20 kW.

Hadirnya listrik selama satu hari penuh tentunya sangat membantu masyarakat dalam menjalankan segala aktivitasnya. PLN berharap meningkatnya jam nyala listrik di Distrik dan Kampung tersebut dapat berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat setempat.

"Listrik ini harus dimanfaatkan untuk mendorong produktifitas masyarakat, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," imbuh Farid.

Selain di Papua, PLN juga berhasil meningkatkan waktu layanan listrik dari sebelumnya 12 jam menjadi 24 jam bagi warga di Kecamatan Liang Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.

Pengoperasian selama 24 jam ini dilakukan setelah sebelumnya PLN berhasil menghubungkan sistem kelistrikan Liang dengan sistem kelistrikan Salakan dengan membangun JTM 5 kms dan juga menambahkan mesin PLTD berkapasitas 1 megawatt (MW) di Salakan.

Dorong Ekonomi

Pemasangan tabung listrik
Pemasangan tabung listrik di salah satu gereja di Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur/PLN Papua dan Papua Barat)

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo menyampaikan, peningkatan layanan listrik merupakan wujud komitmen PLN untuk terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Bupati Banggai Kepulauan, Rais Adam, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengoperasian listrik menjadi 24 jam akan meningkatkan perekonomian masyarat.

"Kami berterimakasih dan mengapresiasi kinerja PLN atas peningkatan Jam Nyala dari 12 jam menjadi 24 jam, hal ini sangat membantu peningkatan perekonomian daerah," ujarnya.

PLN terus berkomitmen jam nyala layanan listrik bagi pelanggan di beberapa daerah lainnya akan terus dilakukan sehingga seluruh pelanggan dapat menikmati listrik selama 24 jam. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya