Harga Minyak Melompat Lebih dari 2 Persen

Persediaan minyak mentah AS turun 4,5 juta barel, lebih besar jika dibandingkan dengan ekspektasi analis. Hal ini yang mendorong kenaikan harga minyak.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Agu 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Harga minyak mentah Brent naik 95 sen atau 2,1 persen menjadi USD 45,44 per barel. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah baik lebih dari 2 persen pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak adalah data persediaan minyak AS yang mengalami penurunan.

Data persediaan minyak yang turun ini memperkuat harapan bahwa pertumbuhan ekonomi AS mulai menggeliat karena permintaan akan bahan bakar terus naik.

Mengutip CNBC, Kamis (13/8/2020), harga minyak mentah Brent naik 95 sen atau 2,1 persen menjadi USD 45,44 per barel. Harga minyak jenis ini jatuh sekitar 1 persen pada perdagangan Selasa.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate naik USD 1,06 atau 2,55 persen untuk menetap di USD 42,67 per barel. Harga minyak ini turun 0,8 persen pada perdagangan sebelumnya.

Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS turun pada minggu lalu karena produksi minyak mentah turun tajam dan kilang-kilang meningkatkan produksi.

Persediaan minyak mentah AS turun 4,5 juta barel, lebih besar jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang ada di angka 2,9 juta barel.

Analis energi CHS Hedging Tony Headrick menjelaskan, laporan dari Energy Information Administration ini sangat mendukung ekspektasi pasar. "Produksi minyak mentah akhirnya turun seperti yang diantisipasi, turun 300 ribu barel." kata dia.

Produksi minyak mentah AS turun menjadi 10,7 juta barel per hari dari 11 juta barel per hari pada minggu sebelumnya.

Produksi minyak mentah AS diperkirakan turun 990 ribu barel per hari tahun ini menjadi 11,26 juta barel per hari, lebih curam dari penurunan 600 ribu barel per hari yang diperkirakan pada bulan lalu. Hal ini diperkirakan akan mendorong harga minyak

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perdagangan Sebelumnya

Ilustrasi tambang migas
Harga minyak mentah Brent naik 95 sen atau 2,1 persen menjadi USD 45,44 per barel. (iStockPhoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak mentah berubah negatif pada hari Selasa, terlepas dari ekspektasi stimulus ekonomi AS untuk mendukung konsumen minyak terbesar dunia serta rebound dalam permintaan Asia karena ekonomi dibuka kembali.

Dikutip dari CNBC, Rabu (12/8/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate menetap 33 sen, atau 0,79 persen, lebih rendah pada USD 41,61 per barel, setelah sebelumnya naik lebih dari 2 persen. Patokan minyak mentah internasional Brent turun 37 sen, atau 0,82 persen, diperdagangkan pada USD 44,64 per barel.

Presiden AS Donald Trump mentweet pada hari Senin bahwa anggota Kongres dari Partai Demokrat ingin bertemu dengannya untuk membahas bantuan ekonomi terkait virus corona setelah pembicaraan macet minggu lalu.

"Kesepakatan tentang paket dukungan bukanlah kesimpulan yang sudah pasti, tetapi jika kesepakatan yang dapat diterima bersama tercapai, saham dan minyak akan mendapatkan dorongan jangka pendek," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Tanda-tanda pulihnya permintaan minyak Asia juga mendorong harga.

Pada hari Minggu, CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan dia memperkirakan permintaan minyak akan pulih di Asia karena ekonomi terbuka.

Deflasi pabrik China berkurang pada bulan Juli, didorong oleh kenaikan harga minyak global dan aktivitas industri naik kembali ke level sebelum virus corona. Hal ini menambah tanda-tanda pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya