Kementerian PUPR Perbaiki 6 Jembatan Pasca Banjir Bolaang Mongondow

PUPR) terus melanjutkan penanganan pascabencana banjir dan longsor di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 19 Agu 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 11:40 WIB
Banjir bandang hingga longsor terjadi di Kota Anseong, Korea Selatan usai hujan deras pada Minggu, 2 Agustus 2020. (Hong Ki-won/YONHAP via AP)
Banjir bandang hingga longsor terjadi di Kota Anseong, Korea Selatan usai hujan deras pada Minggu, 2 Agustus 2020. (Hong Ki-won/YONHAP via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penanganan pascabencana banjir dan longsor di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut). Bencana banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak pertengahan Juli 2020, menyebabkan beberapa oprit jembatan tergerus air area permukiman warga tergenang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengimbau agar seluruh Balai Kementerian PUPR di daerah-daerah selalu siap siaga terhadap bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Terlebih saat Pandemi Covid-19, kondisi jalan dan jembatan harus terus kita jaga agar jalur logistik tidak terputus," imbuhnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/8/2020).

Penanganan darurat di Bolaang Mongondow telah dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Manado Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR. Itu dilakukan dengan mengerahkan alat berat seperti exavator, buldozer, dump truck untuk membersihkan material longsoran yang menutup badan jalan, sehingga akses jalan yang menguhubungkan antar wilayah dapat terbuka.

Terdapat 38 titik longsor pada badan jalan dan lereng jalan yang tersebar di 5 ruas jalan nasional, yakni Doloduo–Molibagu, Molibagu–Mamalia, Matali–Torosik, Onggunoi–Pinolosian, dan Naha–Tahuna.

Saat ini juga telah dilakukan penanganan darurat untuk 6 jembatan yang rusak dan hanyut akibat banjir. Di antaranya Jembatan Pakuku yang hanyut terbawa arus dengan membangun jalan dengan pengurugan dan pemadatan jalan di titik bekas jembatan. Pembukaan akses jalan baru ini untuk menghubungkan antar wilayah dan desa di Kabupaten Bolaang Mongondow yang sempat terisolasi.

Kemudian, Jembatan Kosio yang putus diterjang arus Sungai Ongkak telah dilakukan penyambungan jembatan bailey dengan rangka besi dan papan lantai. Saat ini, Jembatan Kosio sudah dapat dilalui kendaraan roda empat dengan batas maksimal 6 ton.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jembatan

banjir bandang desa bolapapu sigi
kondisi di lokasi banjir bandang di desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Sigi, Sabtu malam (8/8/2020). (Foto:Dokumentasi warga).

Selanjutnya, untuk Jembatan Sinandaka dan Sinandaka II telah selesai dibangun jembatan darurat dengan rangka besi di sebelah jembatan rusak.

Fondasi Jembatan Sinandaka terkikis sehingga konstruksinya miring. Kegiatan pembangunan jembatan darurat bertujuan untuk mengembalikan fungsi jalan dan jembatan guna memperlancar transportasi darat bagi masyarakat dan distribusi logistik khususnya dari dan ke wilayah Molibagu-Mamalia.

Penangan darurat Jembatan Salongo I dan Salongo III yang oprit tergerus air telah dilakukan dengan pemasangan rambu–rambu peringatan (police line), kemudian pemasangan bronjong pada area pasangan batu oprit yang tergerus, dan melakukan penimbunan pada badan jalan yang amblas.

Dampak dari kerusakan atau gerusan pada pasangan batu oprit jembatan tersebut yakni terjadinya amblesan pada badan jalan, sehingga memutus arus lalu lintas dari Desa Salongo dengan Desa Soguo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya