Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi tengah menyiapkan dua jenis Vaksin penanganan Virus Corona. Vaksin tersebut nantinya akan diberikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan namun tidak mampu membayar secara gratis. Sementara bagi masyarakat mampu akan dikenai biaya.
Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Tohir mengatakan, harga vaksin berbayar tersebut beragam tergantung penjual yang memasarkan. Harga vaksin mandiri ditentukan tanpa campur tangan pemerintah.
Baca Juga
"Harga dinamika tinggi tergantung masing-masing penjual, dan yang menetapkan harga bukan saya, penjualnya," ujar Erick dalam konferensi pers online, Jakarta, Kamis (3/9).
Advertisement
Erick melanjutkan, untuk mengimbangi negara lain, Indonesia berupaya menciptakan vaksin sendiri yang harganya juga bisa bersaing dengan negara lain.
"Karena itu kenapa vaksin merah putih harus dibuat supaya jika negara lain mau beli vaksin kita juga yang tetapkan harga," katanya.
Meskipun terdapat perbedaan harga, dia memastikan, vaksin yang diproduksi memiliki kualitas yang hampir mirip. Sebab, seluruh vaksin yang akan disuntikkan kepada pasien sudah pasti melalui uji klinis tahap III.
"Kualitas semua bagus sebab sudah melalui uji klinis tahap III jadi kalau sudah uji klinis III kualitas sama. Tapi harganya beda-beda bukan kita yang menentukan yang buat," paparnya.
Menteri BUMN tersebut menambahkan, harga vaksin bervariasi mungkin disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi. Selain itu, kapasitas produksi yanh terbatas juga turut mempengaruhi.
"Mungkin cara menemukannya lebih mahal, kapasitas produksi lebih sedikit kan macam macam dinamikanya. Karena itu Vaksin Merah Putih harus dilakuka, harga vaksin sekarang dinamika, dan apakah tadi yang dinamakan vaksin jadi bantuan pemerintah, pemerintah menghitung vaksin. Yang digratiskan vaksin yang harganya paling murah ya engga juga. Negara dipastikan hadir untuk rakyat," tandasnya.
Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Tak Ingin Pembagian Vaksin Covid-19 Salah Sasaran Seperti Subsidi BBM
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PCPEN) Erick Thohir mengatakan, Vaksin Corona akan segera diberikan kepada masyarakat dalam waktu dekat. Nantinya, pemerintah tidak mau beban Vaksin Corona bernasib sama seperti BBM subsidi yang bisa dinikmati semua kalangan.
"Kita tidak mau, beban dari keseluruhan ini menjadi beban pemerintah yang selama ini kita selalu berbicara positif negatif. Ketika kita bicara subsidi listrik 450-900 VA, kita harap jangan salah sasaran, jangan sampai juga seperti yang subsidi BBM, yang tidak pantas menerima subsidi itu," ujar dia di Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Erick mengatakan, pemerintah nantinya hanya akan menanggung biaya vaksin gratis bagi sebanyak 93 juta orang masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Jumlah tersebut diperoleh dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Ada vaksin yang bantuan pemerintah melalui BPJS Kesehatan untuk 93 juta orang yang sangat memerlukan. Sangat memerlukan. Jadi kita sangat memastikan itu dibantu program pemerintah. Tapi program mandiri juga kita dilibatkan karena banyak pihak mampu membeli," paparnya.
Dia mengajak nantinya asosiasi pengusaha mau mengajak anggotanya untuk menyediakan vaksin gratis bagi karyawan perusahaan. Sehingga vaksinasi Virus Corona tidak menjadi beban bagi keuangan negara.
"Program vaksin mandiri, kita harap anggota Kadin mandiri lah nggak perlu minta yang subsidi. Bahkan saya tadi dapat tanggapan positif dari Kadin di sini ada Astra, Lippo, Sinarmas, ya bukan tidak mungkin mereka berani beli sendiri vaksin untuk kebutuhan karyawan mereka. Hal ini akan kita lihat lagi. Program kesehatan ini menjadi sangat penting," katanya.
Sudah Koordinasi dengan DPR
Erick menambahkan, rencana vaksinasi Virus Corona tersebut sudah dikoordinasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah juga mengajak TNI/Polri terlibat dalam uji coba vaksin yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
"Untuk kesehatan sendiri, kita memang mempunyai 3 program. Yang salah satunya tentu vaksin karena vaksin jadi hal yang penting dan kemarin juga sudah disampaikan ke DPR dan pemerintah. Dan di mana juga kita harapkan TNI/Polri bisa terus mengkoordinasikan vaksinasi yang akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement
Vaksin Merah Putih Diharapkan Kurangi Ketergantungan Indonesia ke Produk Luar
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, hasil riset dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih bisa dimanfaatkan masyarakat.
Menurut dia, riset dan inovasi yang dikembangkan untuk vaksin  Covid-19 ini dikembangkan di dalam negeri. Dia berharap, inovasi ini dapat mengurangi impor dan ketergantungan Indonesia pada produk luar negeri.
"Kalau triple helix sudah jalan lalu ada kepastian jaminan bahwa kita bikin inovasi dan produk akan dibeli, maka kualitas dan harga akan semakin baik. Kenapa masih harus impor padahal di sini ada. Itu saya kira PR berikutnya," kata Ali dalam keterangan tulis, Rabu (2/9/2020).
Dia meminta, komunikasi dan koordinasi antar-perusahaan dan peneliti harus berjalan. Guna menghindari miskomunikasi, dan kelancaran vaksin Covid-19 ini.
"Kalau ini semua bisa, maka kami optimistis peneliti dan produsen alkes kita akan semakin banyak yang bisa mandiri dan profesional, bayangkan dalam waktu 4 bulan saja sudah ada 61 inovasi baru terkait, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya," ungkap Ali Ghufron.
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan sudah ada kemajuan dalam vaksin Merah Putih.
Vaksin itu segera diujicobakan ke hewan.
"Mengenai perkembangan dari Vaksin Merah Putih saat ini, di mana dalam 2-3 bulan ke depan pihaknya berharap sudah dapat memulai uji coba pada hewan," tutup Amin.Â