Rupiah Melemah Dekati 15.000 per Dolar AS Seiring Penerapan PSBB Jakarta

Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.927 per dolar AS.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Sep 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 10:56 WIB
Rupiah Melemah 0,14 Persen
Teller menunjukkan uang rupiah di money changer, Jakarta, Rabu (9/9/2020). US$ 1 dibanderol Rp 14.780/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada hari ini. Jelang siang hari, bahkan rupiah terus melemah mendekati level 15.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (14/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.855 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 14.890. Namun menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.927 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.855 per dolar AS hingga 14.930 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,66 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.974 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.979 per dolar AS.

Meski melemah, nilai tukar rupiah masih berpotensi berpeluang menguat seiring dimulainya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hari ini.

"Pagi ini terlihat sentimen positif membayangi pergerakan aset berisiko dengan indeks saham Asia bergerak menguat dan nilai tukar emerging market juga bergerak menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Senin (14/9/2020).

Sentimen positif datang dari dimulainya kembali pengujian vaksin Astrazeneca yang sempat terhenti.

"Penguatan indeks saham berjangka AS Dow Fut karena berita akuisisi Nvidia, juga memberikan sentimen positif ke pasar," ujar Ariston.

Sentimen positif tersebut, lanjutnya, mengesampingkan konflik AS dan China yang memanas belakangan ini.

"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS mengikuti sentimen ini," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tersengat PSBB Jakarta, Rupiah Bisa Sentuh 17.000 per Dolar AS Bulan Depan

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada hari ini. Jelang siang hari, bahkan rupiah terus melemah mendekati level 15.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (11/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.900 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 14.855. Pada pukul 10.20 WIB, rupiah terus melemah ke 14.944 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 14.944 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,77 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.979 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.871 per dolar AS.

"Rupiah mungkin masih mendapatkan tekanan hari ini dengan isu PSBB Jakarta yang berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (11/9/2020).

Selain itu, sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko dengan kejatuhan Wall Street semalam juga berpotensi memberi tekanan ke rupiah.

Bursa saham AS pada Kamis (10/8) kemarin, kembali ditutup melemah dengan S&P 500 turun 1,76 persen, Dow Jones turun 1,45 persen dan Nasdaq turun 1,99 persen.

"Perseteruan AS dan China yang memanas juga memberikan tekanan tambahan untuk rupiah," ujar Ariston.

Kendati demikian, lanjut Ariston, pelemahan rupiah kemungkinan temporer apabila data-data ekonomi Indonesia selanjutnya bisa menunjukkan hasil yang lebih baik dari proyeksi.

"Selain itu, perubahan sentimen di luar juga bisa mengubah arah pergerakan, misalnya terjadi sentimen pelemahan dolar lagi karena data-data ekonomi AS memburuk," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Kamis (10/9) lalu, rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,38 persen menjadi Rp14.855 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.799 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya