Hanya Setengah Hari, RS Covid-19 Pulau Galang Rampung Diperbaiki

RSKI Covid-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau kini telah selesai diperbaiki pasca dihantam amukan angin puting beliung

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Sep 2020, 16:24 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 16:24 WIB
Fasilitas observasi & karantina untuk pengendalian infeksi virus corona di Pulau Galang, Batam dibangun Waskita Karya
Fasilitas observasi & karantina untuk pengendalian infeksi virus corona di Pulau Galang, Batam dibangun Waskita Karya

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau kini telah selesai diperbaiki pasca dihantam amukan angin puting beliung pada Rabu dini hari, 16 September 2020.

Kepala Staf Kogabwilhan I Safrudin Noor melaporkan, sebagian RS Covid-19 Pulau Galang tersebut telah berhasil dibenahi oleh sekitar 50 prajurit TNI yang bersiaga di sana. Waktu pengerjaannya pun singkat, kurang dari satu hari.

"Saya kira enggak ada masalah. Karena disamping tenaga medis dengan relawan, di situ juga ada tentara, kurang lebih 50 orang yang bisa perbaiki kalau ada kerusakan. Sehingga yang kemarin hanya setengah hari bisa diselesaikan secara intern," katanya dalam sesi teleconference, Jumat (18/6/2020).

Safrudin mengatakan, terjangan angin puting beliung pada Rabu lalu juga tidak mengganggu operasional dari RSKI Covid-19 di Pulau Galang secara keseluruhan. Sebab bangunan yang terkena hanya di bagian koridor dan teras rumah sakit saja.

"Dan alhamdulilah dampak dari puting beliung sudah selesai siang ini. Sehingga sekarang sudah berjalan seperti biasa," sambungnya.

Begitu juga dengan kondisi pasien, yang disebutnya tidak terganggu akibat adanya angin puting beliung. Itu lantaran posisi bangunan yang rusak tidak berada di tempat perawatan pasien.

"Enggak, karena ini bukan tempat perawatan. Tidak ada pergeseran pasien. Dampaknya tidak signifikan pada pasien," ujar Maulana.

RS Covid-19 Pulau Galang Roboh Diterjang Angin, Kementerian PUPR Turun Tangan

Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan fasilitas observasi, penampungan, dan karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya virus Corona Pulau Galang, Kepulauan Riau. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan fasilitas observasi, penampungan, dan karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya virus Corona Pulau Galang, Kepulauan Riau. (Dok Kementerian PUPR)

 Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (16/9/2020) dini hari diterjang angin kencang. Peristiwa tersebut menyebabkan sejumlah kerusakan pada bangunan di rumah sakit tersebut.

Kabar tersebut rupanya belum banyak tersiar. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga yang terlibat dalam pembangunan awal fasilitas observasi dan karantina pengidap virus corona, mengaku belum mendapatkan kabar tersebut.

Danis menyatakan, Kementerian PUPR nanti bakal ikut turun tangan guna membenahi kerusakan Rumah Sakit RS Covid-19 Pulau Galang. "Iya, nanti kita betulkan," kata Danis kepada Liputan6.com, Kamis (17/9/2020).

Terkait alokasi pembiayaannya seperti apa, Danis mengatakan dirinya harus memantau terlebih dahulu bagaimana kerusakan yang terjadi di tempat tersebut.

Sebelumnya, dikabarkan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 di Pulau Galang dihantam angin kencang pada Rabu dini hari kemarin. Akibatnya, atap serta dinding gedung karantina 240 copot dan berterbangan.

"Sekitar pukul 01.30 WIB hujan deras disertai angin kencang. Dan pada pukul 2.30 WIB seng berterbangan semua, di bangunan karantina 240," ujar Kepala RSKI Covid-19 Pulau Galang Kolonel Khairul Ihsan.

Gedung karantina yang diisi 160 orang terkonfirmasi positif Covid-19 itu rusak, sehingga seluruh pasien yang dirawat dipindahkan ke gedung yang berlokasi di sebelahnya. Khairul menyampaikan, tidak ada pasien yang mengalami luka akibat insiden tersebut.

Dia mengutarakan, bangunan karantina pasien tanpa gejala itu berlokasi berhadapan dengan alam terbuka, sehingga angin mudah menerjang.

"Karena berbatasan langsung dengan alam terbuka, sehingga enggak ada penahan angin mungkin. Kalau yang di ruang 50 aman," ungkapnya.

Pihaknya langsung berupaya memperbaiki bagian yang copot. Namun, kondisi bahan tersebut tidak bisa digunakan kembali karena rusak.

"Hari ini kami laporkan ke bagian pemeliharaan vendornya.kami masih ada kontrak kerja, karena itu belum sampai enam bulan," terang dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya