Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menggulirkan berbagai insentif untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi covid-19. Hingga 28 September 2020, tercatat realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp 304,62 triliun.
Lalu, seberapa besar dampak dari berbagai insentif pemerintah terhadap pendapatan negara?
Baca Juga
Menjawab itu, Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin menjabarkannya.
Advertisement
“Pertama memang secara teori ada hitungannya. Setiap rupiah yang pemerintah salurkan itu akan berdampak. Jumlah (insentif) tersebut dikalikan fiscal multiplier, kasarnya seperti itu. Di mana fiscal multiplier itu merupakan satu rumus di mana sama dengan satu dibagi satu dikurangi marginal propensity to consume,” jelas Budi dalam konferensi pers, Rabu (30/9/2020).
Dalam perhitungannya, jika pada kuartal 3 insentif yang tersalurkan mencapai Rp 137,89 triliun, makan dampaknya ke GDP bisa 2,1 persen atau sekitar Rp 270 triliun.
“"Saya dengar marginal propensity to consume kita 0,52 persen sehingga fiscal multiplier 2,1. Jadi kalau kita menyalurkan selama kuartal III ini bisa Rp 137,89 triliun ya kira-kira ke dampak ke GDP 2,1. Atau sekitar Rp 270-an triliun,” kaya dia.
Namun, sekali lagi Budi menegaskan ini hanya perkiraan kasar. “Tapi balik lagi ini hitung-hitungan kasar dan balik lagi saya bukan ahli ekonomi. Saya belajar ekonomi sambil kerja di perbankan. Pemerintah ada ancer sendiri. Tapi buat kami kalau bisa kasih Rp 100 triliun kira-kira dampaknya dua kalinya," tambah Budi.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Tonton Video Ini
Wamenkeu Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2021
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, ada sejumlah faktor yang akan mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen pada 2021. Diantaranya, konsumsi masyarakat menjadi salah satu tumpuan. Kemudian ada juga investasi serta program pemerintah lainnya yang sifatnya untuk mengungkit daya beli.
“Kita berharap secara gradual akan terjadi perbaikan konsumsi, perbaikan investasi dan terus dengan support dari konsumsi dan kegiatan pemerintah itu kita harap akan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi 5 persen,” kata dia dalam konferensi pers bersama Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Rabu (30/9/2020).
Suahasil menambahkan, akan terjadi technical rebound pada 2021. Menurut penjelasannya, hal ini terjadi ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada suatu periode mengalami kontraksi. Maka pada periode selanjutnya secara tahunan akan menunjukan peningkatan.
“Kalau kita mengalami kontraksi ekonomi kan pertumbuhan itu negatif. Kalau pertumbuhannya negatif berarti itu secara technical maka tahun depannya itu memang akan ada sedikit angkanya meningkat, karena tahun ini basisnya lebih rendah ini disebut technical rebound,” jelas dia.
Lebih lanjut, Suahasil berharap kombinasi dari technical rebound serta kondisi ekonomi Indonesia yang secara gradual mengalami kenaikan dan peningkatan baik di sisi konsumsi dan investasi, ditambah dengan dukungan anggaran pemerintah, maka target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2021 tercapai.
“Technical rebound ini juga akan terjadi. Kita berharap kombinasi dari technical rebound dengan kondisi ekonomi secara gradual, konsumsinya secara gradual meningkat, investasinya juga secara gradual terjadi, disupport terus oleh anggaran pemerintah,” kata dia.
Advertisement