Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada sesi perdagangan akhir pekan ini. Mata uang garuda ditutup melemah tipis 29 point pada level Rp 14.864 per Dollar Amerika Serikat (AS) dari sesi penutupan sebelumnya pada Jumat, 2 Oktober 2020.
Direktur PT TRFX Harus Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, pelemahan kurs rupiah ini turut diakibatkan oleh kabar seputar Presiden AS Donald Trump dan istrinya yang positif Covid-19.
"Donald Trump kembali membuat geger jagat keuangan. Bukan dari kebijakan yang kontroversial kali ini, karena tweet dari Trump mengkonfirmasi dirinya dan First Lady Melania Trump positif corona," ujar Ibrahim, Jumat (2/10/2020).
Advertisement
Dalam unggahan akun Twitter resmi @RealDonaldTrump, pengusaha yang kini tengah kembali berjuang untuk kursi nomor satu AS tersebut menyampaikan; "Malam ini, Saya dan First Lady positif virus corona. Kami akan memulai proses karantina dan pemulihan secepatnya. Kami akan melewati hal ini bersama."
Ibrahim mengatakan, sentimen lainnya yakni terkait adanya harapan bahwa AS akan dapat menggabungkan paket stimulus baru sebelum pemilu. Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyatakan, ia telah mengadakan diskusi produktif dengan Ketua DPR Nancy Pelosi.
Kemudian, ia melanjutkan, Komisi Eropa mengatakan akan memulai tindakan hukum terhadap Inggris karena melanggar ketentuan Perjanjian Penarikan yang mengatur transisi pasca-Brexit. Laporan juga menunjukkan bahwa para pemimpin Uni Eropa akan menolak untuk menyetujui posisi negosiasi Inggris saat ini tentang bantuan negara ketika masa transisi berakhir pada akhir tahun.
Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai, Pemerintah RI seolah merasa bisa mengakali resesi yang bakal terjadi di depan mata. Sebab, Indonesia dianggap punya bekal pengalaman menghadapi resesi di masa lalu
"Hal ini yang membuat pasar kembali optimis terhadap pasar dalam negeri. Pemerintah memfokuskan diri terhadap kesehatan masyarakat dengan berbagai macam cara guna untuk menanggulanginya, namun ini semua perlu bantuan dari masyarakat," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Tertekan usai Stimulus AS Disahkan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat akhir pekan ini. Pengesahan stimulus AS sebesar USD 2,2 triliun menjadi sentimen utama pergarakan mata uang hari ini.
Mengutip Bloomberg, Jumat (2/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.842 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.835 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di level 14.849 per dolar AS.
Sejak pagi hingga pukul 10.20 WIB, rupiah bergerak di kisaran 14.842 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,09 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.890 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.876 per dolar AS.
"Dolar AS terlihat menguat lagi hari ini menyusul belum tercapainya kesepakatan paket stimulus kedua AS antara Demokrat dan Republik," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
Pagi ini, DPR AS yang dikuasai Demokrat tetap mengesahkan proposal USD 2,2 triliun yang belum disetujui Republik.
Menurut Ariston, pasar khawatir negosiasi stimulus akan mengalami kebuntuan lagi karena dua kubu sama-sama bersikeras dengan proposalnya masing-masing.
Padahal, lanjutnya, stimulus diperlukan untuk membantu pemulihan ekonomi AS di masa pandemi.
"Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ditambah data inflasi yang deflasi kemarin juga bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih," ujar Ariston.
Advertisement