OJK: Bulan Inklusi Keuangan Fokus Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

Di bulan inklusi keuangan ini juga diarahkan dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan atau layanan jasa keuangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2020, 16:20 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 16:20 WIB
20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Oktober diperingati sebagai Bulan Inklusi Keuangan (BIK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  bersama dengan pemerintah terus memperingati BIK sejak 2016 hingga saat ini. 

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sardjito mengatakan, fokus kegiatan bulan iklusi keuangan tahun ini diarahkan dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional. Selama bulan inklusi keuangan 2020 akan didorong adanya pemulihan kredit atau pembiayaan kepada pelaku UMKM sebesar Rp2,8 triliun.

"Termasuk di dalamnya program kredit pembiayaan melawan renternir yang disinergikan dengan program tim percepatan akses keuangan daerah," kata dia di Jakarta, Senin (5/10).

Di samping itu, bulan inklusi keuangan ini juga diarahkan dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan atau layanan jasa keuangan. Kemudian juga mendorong akselerasi penambahan jumlah rekening maupun penggunaan produk atau layanan jasa keuangan.

"Kegiatan bulan inklusi keuangan dilakukan pada tanggal 1 sampai 31 Oktober 2020 di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai macam program atau berbagai macam kegiatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen yang melibatkan KL, lembaga jasa keuangan dan e-commerce," jelas dia.

Adapun berbagai kegiatan yang akan dilakukan antara lain penyaluran kredit pembiayaan kepada pelaku UMKM, pembukaan rekening berbagai penjualan produk jasa keuangan yang berinsentif seperti diskon, bonus, reward, cashback dan promo khusus.

Dia menambahkan, sebagai pempertimbangan kondisi pandemi, bulan inklusi keuangan 2020 dilakukan secara virtual dan salah satu kegiatan yg akan dilaksanakan ialah virtual expo bulan inklusi keuangan 2020 yg dapat diakses melalui website www.bik.2020.id.

"Untuk itu kami telah menyediakan website BIK sebagai sarana lembaga jasa keuangan, media platform e-commerce dan KL untuk mempromosikan berbagai promosi produk maupun kegiatan lain secara masif. Sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk tetap mendapatkan akses keuangan pada masa PSBB," jelas dia.

Dengan adanya kegiatan bulan inklusi keuangan sebagai agenda nasional yg dilakukan secara berkesinambungan setiap bulan oktober setiap tahunnya diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan setiap stakeholder untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan memantapkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan jasa keuangan.

"Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif, khususnya dalam pemenuhan dan peningkatan keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

ADB Dukung Penuh Indonesia Tingkatkan Inklusi Keuangan Digital

100 Lebih Perusahaan Ramaikan Fintech Summit and Expo 2019
Marketing menawarkan produk pada Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2019 di JCC Jakarta, Senin (23/9/2019). Keberadaan fintech diharapkan mempercepat rencana pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia yang ditargetkan mencapai 75 persen tahun 2019. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) mendukung penuh upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pengembangan inklusi keuangan digital.

Menurut ADB, Indonesia sudah memiliki teknologi keuangan yang dinamis pada dasarnya. Namun masih perlu dilakukan literasi terkait keuangan inklusi keuangan digital yang bertanggung jawab.

“Saya secara khusus ingin memuji OJK yang sangat tertarik dan berkomitmen untuk bekerja dengan mitra regional dan global dalam berjuang untuk mencapai praktik internasional yang baik,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried F. Wicklein dalam OJK Virtual Innovation Day 2020, Senin (24/8/2020).

“Indonesia sudah memiliki sektor teknologi keuangan yang dinamis, tetapi perlu dikembangkan lebih lanjut dan diatur secara cerdas untuk mempromosikan inklusi keuangan digital yang bertanggung jawab. Dan sama pentingnya untuk mengembangkan populasi yang melek finansial mengingat perkembangan layanan keuangan digital yang sangat cepat,” sambung dia.

ADB berencana memfokuskan dukungannya dalam tiga sektor utama. Yakni infrastruktur keuangan digital, meningkatkan akses keuangan untuk masyarakat marjinal, serta pengawasan konsumen.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida menyampaikan apresiasi kepada ADB dan Asosiasi Fintech Indonesia yang senantiasa mendukung pengembangan keuangan digital di Indonesia.

"Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan apresiasi saya kepada pendonor, Asian Development Bank (ADB) yang telah memberikan dukungan yang sangat baik dan telah menjadi mitra pembangunan yang sangat baik untuk OJK. Apresiasi saya juga kepada Asosiasi Fintech Indonesia yang telah membantu membuat ini. Bahkan menjadi salah satu tonggak penting bagi perkembangan industri fintech di Indonesia,” kata Nurhaida.

Lebih lanjut, OJK menggandeng Securities Commission (SC) Malaysia dalam pengembangan inklusi keuangan digital ini. Dimana kerjasama tersebut mencakup kerjasama pembiayaan, informasi, regulasi, hingga inovasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya