WMU Target Serap 15 Persen Pangsa Pasar Produk Pangan Ternak dalam 5 Tahun

Widodo Makmur Unggas (WMU) menargetkan dalam 5 tahun ke depan menjadi perusahaan penyedia produk pangan berbasis hewan terbesar.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2020, 18:07 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 15:15 WIB
Peternak Ayam Potong
Sekumpulan ayam potong yang sudah siap dijual menunggu makanandi Kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/09/2020). Harga ayam potong di sana dijual Rp 24 ribu per kilogram, di mana saat masa pandemi harganya mengalami naik turun di pasaran. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas (WMU) menargetkan dalam 5 tahun ke depan menjadi perusahaan penyedia produk pangan berbasis hewan terbesar, dengan serapan pasar di angka 15 persen.

Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas, Ali Mas'adi mengatakan, untuk mencapai target tersebut, manajemen perusahaan memiliki peranan penting dalam menggerakkan bisnis perusahaan.

“Nilai-nilai yang dianut bukan hanya tersosialisasikan tetapi juga dirasakan dan dilakukan oleh setiap individu di dalam perusahaan. Nilai-nilai yang kami pegang itu ada lima, yakni loyalitas, profesionalisme, integritas, kolaborasi, dan sinergi,” kata Ali Mas'adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (22/10/2020).

Manajemen menekankan bahwa setiap bisnis proses harus terlaksana dengan baik dan dievaluasi secara berkala, sehingga tujuan dari perusahaan selalu tercapai.

Apalagi, lanjut Ali, tantangan terbesar dalam bisnis peternakan terintegrasi ini adalah hubungan antar manusia yang membutuhkan pendekatan dengan baik dan bukan hanya sekedar angka tetapi juga nilai. Perusahaan memastikan bahwa setiap entitas maupun individu, dan organisasi yang ada di dalam lingkup perusahaan memiliki kesamaan tujuan.

Didukung pembekalan dan pelatihan dalam mengelola Sumber Daya Manusia (SDM), berdampak pada peningkatan kualitas dari SDM WMU.

Sebab, selain memiliki perencanaan untuk pertumbuhan bisnis, perusahaan mempunyai perencanaan terhadap pertumbuhan dari setiap individu maupun tim di dalam perusahaan. Perencanaan tersebut meliputi berbagai hal guna menunjang peningkatan kapasitas. Adapun saat ini serapan tenaga kerja lokal Perseroan lebih dari 50 persen.

“Kami memilih kepada penciptaan nilai nyata yang dirasakan oleh semua anggota organisasi, semua individu, semua karyawan di dalam perusahaan," ujar Ali.

WMU dikelola secara profesional oleh tim manajemen yang paham akan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Perseroan menciptakan operasional terstandarisasi berdasarkan kekuatan riset dan pengembangan dalam menentukan formula dan teknologi pakan terbaik, teknologi tata laksana peternakan, menerapkan bio-security dengan ketat dan memperhatikan kesejahteraan hewan (animal’s welfare) di peternakan.

Sebagai perusahaan peternakan ayam memiliki unit usaha pembibitan, penetasan, budidaya ayam broiler dan rumah pemotongan ayam internal yang dikelola dengan Standard Operational Procedur (SOP) sesuai dengan kaidah peternakan modern.

WMU berkomitmen menyediakan produk pangan hewani untuk seluruh masyarakat dunia dengan memaksimalkan kualitas produk dan pelayanan yang terjangkau bagi konsumen. Model bisnis ini menghubungkan berbagai produksi makanan untuk menciptakan rantai nilai, direplikasi di seluruh kategori produk di pasar target, dengan peningkatan konsumsi protein didorong oleh pertumbuhan populasi, kondisi ekonomi dan preferensi masyarakat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Produk Ayam Olahan ke Jepang Jadi Bukti Peternakan Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Pertanian melakukan ekspor produk daging ayam olahan ke Jepang di Tengah Pandemi Covid-19 sebanyak 6 ton. (Dok Kementan)
Kementerian Pertanian melakukan ekspor produk daging ayam olahan ke Jepang di Tengah Pandemi Covid-19 sebanyak 6 ton. (Dok Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) ekspor produk daging ayam olahan ke Jepang di Tengah Pandemi Covid-19 sebanyak 6 ton. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ekspor produk peternakan ke Jepang, membuktikan standar kualitas produk peternakan Indonesia diakui dunia.

"Kami mengapresiasi kepada PT Malindo Food Delight yang telah mampu membaca peluang dunia usaha secara global, dengan menghasilkan produk yang mampu menembus pasar ekspor," ungkap Syahrul Yasin Limpo dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (2/9/2020). 

Syahrul Yasin Limpo mengajak semua elemen untuk terus mendorong terus Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS) dengan membuka peluang ekspor bagi peternak-peternak Indonesia dengan terus berupaya mengkonsolidasikan kepada semua pihak, baik pemerintah daerah, dan pelaku yang bergerak di sektor pertanian dari hulu hingga hilir agar bersatu dalam menyediakan pangan.

“Kondisi ini, harus mampu memacu semangat anak bangsa untuk produktif dan menjadikan komoditas pertanian Indonesia unggul dalam mengisi pasar dalam dan luar negeri’’ ungkapnya.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan lompatan ekspor komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini telah mampu menembus pasar internasional, yakni seperti daging ayam olahan, Day Old Chick (DOC), Hatching Egg (HE), sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, daging wagyu, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering (Black Soldier Fly).

Ekspor tersebut ke berbagai negara seperti Jepang, Myanmar, PNG, Timor-Leste, Malaysia, Inggris, Australia, Benin, Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Singapura, Korea, Vietnam, Perancis, dll, hingga totalnya mencapai 97 negara di dunia.

“Kita terus berupaya mengidentifikasi negara tujuan baru atau produk yang diinginkan oleh negara lain kemudian kembangkan dengan memperhatikan mutu dan keberlanjutan pasokan," ungkap Syahrul Yasin Limpo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya