Libur Panjang, Menhub Minta Warga Tak Mudik Serempak 27 Oktober Malam

Menhub Budi Karya menghimbau kepada operator untuk mempersiapkan sekaligus menerapkan protokol kesehatan di lapangan saat libur panjang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Okt 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 14:30 WIB
Pekan Nasional Keselamatan Jalan, Menhub Ajak Masyarakat Perhatikan Keselamatan Saat Bersepeda
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat membuka Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2020 dengan tema Sayangi Nyawa, Suarakan Keselamatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan lonjakan pergerakan masyarakat hingga 20 persen pada momentum libur panjang akhir Oktober 2020. Libur ini untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Kita prediski kegiatan liburan ini ada kenaikan 10 sampai 20 persen. Jumlahnya mungkin tidak signifikan secara kumulatif, tetapi pergerakan itu dilakukan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Press Background - Upaya Kemenhub Mengantisipasi Libur Panjang Akhir Oktober 2020, Jumat (23/10/2020).

Untuk itu, Budi Karya menghimbau kepada operator untuk mempersiapkan sekaligus menerapkan protokol kesehatan di lapangan saat libur panjang. Selain itu, Budi Karya berpesan kepada masyarakat agar tidak semuanya melakukan perjalanan pada 28 Oktober 2020.

“Saya menghimbau masyarakat, tidak semua pulang pada 27 malam dan 28 (Oktober). Kalau bisa sebagian pulang tanggal 26 (Oktober), karena itu bisa mengurangi penumpukan penumpang,” kata dia.

Budi Karya juga meminta operator untuk menambah armada apabila ada indikasi penumpukan penumpang saat libur panjang. Hal ini tentu untuk memastikan protokol kesehatan yang memadai untuk menekan penyebaran covid-19 selama pergerakan pada akhir Oktober 2020.

“Saya minta dirjen-dirjen untuk memastikan apabila ada tambahan jumlah penumpang yang bergerak, agar menambah kapasitas. Jangan dengan kapasitas yang ada, sehingga terjadi penumpukan, terjadi jumlah yang melampaui jumlah kapasitas yang ditetapkan,” pungkas Budi Karya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jelang Libur Panjang, Airlangga Punya Pesan Khusus ke Pemudik

Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto memberikan pesan khusus jelang libur panjang pada akhir Oktober mendatang.

Menurutnya, di momen liburan nanti masyarakat diminta kooperatif untuk menerapkan protokol kesehatan, khususnya 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) untuk mencegah kasus baru positif Covid-19 di masa kedaruratan kesehatan ini.

 

"Apalagi pekan depan kita akan menghadapi libur panjang. Jangan sampai ada peningkatan jumlah kasus. Untuk itu, 3M adalah hal terpenting yang harus kita lakukan," himbau Airlangga dalam pernyataannya, Jumat (23/10/2020).

Airlangga mengatakan, bahwa kehadiran vaksin penawar Covid-19 yang sedang diupayakan pemerintah bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran dari protokol Kesehatan atau 3M. "Karena proses vaksinasi membutuhkan waktu bertahap," imbuhnya.

Untuk itu, dia meminta protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh seluruh masyarakat. Sehingga upaya pemerintah untuk memerangi penyebaran virus Corona lebih optimal.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memprediksi pergerakan transportasi umum meningkat lebih dari 20 persen pada libur panjang akhir Oktober 2020. Libur panjang kali ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Karena liburnya relatif panjang bisa jadi kenaikan itu bisa lebih dari 20 persen," ujarnya dalam Talk Show Potensi Penyebaran Covid-19 Ketika Libur Panjang yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (21/10).

Menurut Budi, kemungkinan penggunaan transportasi umum terbanyak pada liburan panjang akhir Oktober ini berada di Pulau Jawa. Umumnya, transportasi yang digunakan masyarakat untuk berlibur yakni pesawat, kereta api dan bus.

Guna mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang pada transportasi umum, Budi meminta operator transportasi menambah kapasitas armada.

"Sekarang maskapai penerbangan kapasitasnya baru 43 persen juga di kereta api baru 30 persen jadi mereka masih punya spare untuk menambah," ucapnya.

Awas Macet, 28 Oktober Bakal Jadi Puncak Arus Liburan

Libur Panjang, Dua Arus Tol Jakarta - Cikampek Macet
Ratusan kendaraan roda empat antre di dua arah Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Sabtu (25/3). Kepadatan juga terjadi dari Jakarta menuju arah Bandung tersebut disebabkan banyaknya warga yang akan berlibur panjang. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi pergerakan orang dan kendaraan yang diprediksi akan meningkat pada libur panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober (28 s.d 30 Oktober 2020). Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia usai libur panjang.

“Kami melihat kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan menggunakan semua jenis transportasi akan meningkat pada libur panjang akhir Oktober nanti. Kami prediksi akan terjadi peningkatan pergerakan orang dan kendaraan sekitar 10-20 persen,” demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Kamis (22/10/2020).

Menhub mengatakan, Presiden telah memperingatkan agar melakukan upaya antisipasi pada libur panjang akhir Oktober agar tidak terjadi peningkatan laju penularan Covid-19, seperti yang sempat terjadi selepas libur panjang Cuti Bersama Tahun Baru Islam pada bulan Agustus lalu.

Mengantisipasi hal itu, Menhub akan melakukan koordinasi dengan para Operator Transportasi untuk konsisten memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dari mulai awal keberangkatan, pada saat perjalanan, hingga sampai di tujuan. Kemenhub akan melakukan pengecekan secara acak (random check) untuk memastikan protokol kesehatan telah dilakukan dengan baik oleh para operator.

“Para operator ini yang mempunyai peran penting untuk memfasilitasi pergerakan orang antar kota, antar wilayah. Kalau mereka tidak taat, khawatir akan timbul penularan yang tidak kita inginkan. Tunjukan kita harus disiplin dan tidak kompormi terhadap protokol kesehatan. Kalau memang ada yang ditemukan reaktif atau positif ya harus dilarang berangkat,” ujar Menhub.

Menhub juga meminta kepada operator transportasi untuk meningkatan frekuensi perjalanan untuk mencegah penumpukan penumpang.

Selain itu, lanjut Menhub, Kemenhub juga berkoordinasi dengan para Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) di daerah untuk melakukan pengawalan penerapan protokol kesehatan dengan ketat di daerah-daerah kota sampai kabupaten. Kemudian juga untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa menjadi masalah yang memungkinkan terjadinya penularan karena rawan terjadi kerumunan.

“Kami memprediksi puncak arus kendaraan akan terjadi pada tanggal 28 Ooktober. Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat yang ingin berlibur agar jangan bertumpu di satu hari tersebut, untuk mencegah kepadatan yang berpotensi rawan terjadi penularan. Atur perjalanan anda dengan baik,” ungkap Menhub.

Kemenhub memprediksi potensi kepadatan terjadi di tiga titik yaitu, pertama, Jalan dari arah Jakarta menuju ke arah timur (Jawa Barat, Tengah, dan Timur), Kedua, kapal penyeberangan ke arah Sumatera, dan ketiga di Bandara.

Selanjutnya, terkait dengan kondisi curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, Menhub mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara dan memastikan kondisi kendaraan sepeti mesin, rem, ban dan kondisi diri dalam keadaan prima.

Kemudian, Menhub menyarankan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti pesawat dan transportasi publik lainnya agar sebisa mungkin jangan melepas masker, menunda makan dan minum, serta jangan berbincang di dalam pesawat.

“Kalaupun terpaksa memang harus makan dan minum karena perjalanan jarak jauh lebih dari 2 jam, agar segera kembali menggunakan masker setelah makan dan minum,” tutur Menhub.

Terakhir, Menhub mengatakan, libur di rumah saat ini menjadi pilihan yang baik di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tetapi kalaupun harus liburan ke luar rumah agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama.

Saat ini, berdasarkan data per 18 Oktober 2020, rata-rata kasus aktif di Indonesia berada pada angka 17,69 persen. Angka tersebut sudah lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 22,54 persen.

Dalam data yang sama, rata-rata kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga menurun dari sebelumnya berada pada angka 3,94 persen menjadi 3,45 persen. Hal itu juga diikuti dengan rata-rata kesembuhan di Indonesia yang membaik. Kemudian rata-rata kesembuhan di Indonesia 78,84 persen. Ini juga lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia yang 74,67 persen.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya