Ramai Seruan Boikot Produk Prancis, Jadi Peluang bagi Indonesia?

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan warganya untuk melakukan boikot atas produk-produk Prancis.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Okt 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 20:15 WIB
20170507-Rakyat Prancis Rayakan Kemenangan Macron Sebagai Presiden Baru-AP
Pendukung mengibarkan bendera Prancis saat merayakan kemenangan Emmanuel Macron di luar museum Louvre, Paris, Minggu (7/5). Berdasarkan exit poll sejauh ini, rakyat Prancis memilih Macron sebagai presiden mereka yang baru. (AFP PHOTO/Eric FEFERBERG)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan warganya untuk melakukan boikot atas produk-produk Prancis. Ajakan itu dibuat lantaran kontroversi kartun Nabi Muhammad yang ditimbulkan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Di saat bersamaan, Pemerintah Indonesia kini tengah berjibaku untuk mengembangkan sistem ekonomi dan keuangan syariah serta produk-produk halal buatan dalam negeri. Tujuannya adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat atau hub ekonomi syariah dunia.

Lantas, apakah seruan Erdogan untuk memboikot produk Prancis tersebut jadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk berbasis syariah ke Turki?

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, gerakan boikot produk Prancis tersebut sayangnya tidak akan banyak berpengaruh kepada Indonesia.

Alasannya, produk asal Indonesia belum tepat untuk dijadikan pengganti barang-barang Perancis yang kerap digunakan sebagai gaya hidup. Seperti tas Hermes yang kedapatan digemari oleh istri Erdogan, Emine Erdogan.

"Peluang selalu ada. Tanpa adanya gerakan boikot pun peluang Itu ada. Tapi produk-produk kita tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produknya Perancis. Oleh karena itu kita tidak punya banyak peluang untuk memanfaatkan gerakan boikot terhadap produk Prancis," jelas Piter kepada Liputan6.com, Rabu (28/10/2020).

Menurut dia, seharusnya Indonesia sudah memanfaatkan peluang pasar produk-produk halal jauh sebelum terjadinya boikot terhadap produk Prancis saat ini.

"Boikot ini saya perkirakan tidak akan berlangsung lama. Kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang sangat pendek karena kita tidak siap," ujar dia.

Piter pun mencermati, Indonesia sebenarnya belum punya label kuat di pasar syariah global. Selama ini Pemerintah RI lebih banyak berfokus pada ekspor produk-produk pertanian, semisal minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Produk kita yang berbasis syariah yang mana yang sudah punya pasar global? Saya belum punya daftarnya. Kita bertahun-tahun mengandalkan produk komoditas seperti CPO," kata Piter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ramai Diboikot, Deretan Produk Prancis yang Mendunia termasuk ke RI

Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Presiden Prancis Emmanuel Macron menuai banyak kecaman dari negara Islam dunia terkait pernyataannya baru-baru ini. Macron dianggap menghina Islam dengan mengatakan agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.

Selain itu, dukungannya terhadap Majalah Satire yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, menimbulkan kampanye boikot produk dari Prancis. Macron berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapatan.

Ucapan Macron lantas dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut kesehatan mental Macron perlu diperiksa serta mengajak boikot produk-produk Prancis.

"Jangan memuji barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," ujarnya seperti dilansir Hurriyet Daily News.

Sejumlah asosiasi perdagangan di negara Timur Tengah turut menyerukan hal serupa. Diantaranya yakni; Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.

Beberapa produk Prancis selama ini memang telah mendunia, termasuk ke Indonesia. Beberapa diantaranya adalah produk yang dikenal mewah dan banyak dicari.

Berikut daftar produk dan perusahaan asal Prancis yang banyak ditemui di banyak negara, termasuk Indonesia seperti mengutip berbagai sumber, Rabu (28/10/2020):

1. Accor (hotel)

2. Babybel (makanan minuman)

3. BiC (alat tulis)

4. BNP Paribas (perusahaan manajer investasi)

5. Chanel (kecantikan dan fesyen)

6. Citroen (otomotif)

7. Danone (makanan minuman)

8. Doux (makanan minuman)

9. Evian (makanan minuman)

10. Garnier (kecantikan)

11. Givenchy (kecantikan dan fesyen)

12. Lacoste (fesyen)

13. Lancome (kecantikan)

14. Loreal (kecantikan)

15. Louis Vuitton (fesyen)

16. LU (makanan minuman)

17. Michelin (otomotif)

18. Moulinex (perkakas)

19. Nina Ricci (kecantikan)

20. Peugeot (otomotif)

21. Renault (otomotif)

22. Societe generale (perusahaan finansial)

23. Tefal (perkakas)

24. TOTAL (migas)

25. Yves Saint Laurent (kecantikan dan fesyen) 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya