Tol Semarang-Demak Bakal Urai Kemacetan di Jalur Pantura

Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II merupakan jalan tol yang berlokasi di Demak, Jawa Tengah ini memiilki nilai kontrak keseluruhan sebesar Rp3,78 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2020, 12:50 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2020, 12:50 WIB
Akhir Pekan Puncak Libur Natal di Pantura Jabar
Pintu tol Palimanan Cipali ke arah Cirebon dan Jawa Tengah mulai dipadati kendaraan menyambut Libur Natal dan Tahun Baru 2019. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk berpartisipasi pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Provinsi Jawa Tengah. Salah satunya dengan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II. 

Keberadaan tol ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan kendaraan, khususnya di jalur Pantau Utara (Pantura).

PTPP bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Misi Mulia Metrical (MMM) membentuk perusahaan patungan yang diberi bernama PT PP Semarang Demak.

Adapun prosentase kepemilikan saham pada saat pendirian dalam perusahaan tersebut, yaitu Perseroan sebesar 65 persen, WIKA sebesar 25 persen, dan MMM sebesar 10 persen.

“Perseroan dalam hal ini berperan selaku Kontraktor Pelaksana dan Pemilik Proyek optimistis pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dapat berjalan lancar dan selesai dengan waktu yang ditargetkan," kata Direktur Utama PTPP Novel Arsyad di Jakarta, Senin (2/11/2020).

Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II merupakan jalan tol yang berlokasi di Demak, Jawa Tengah ini memiilki nilai kontrak keseluruhan sebesar Rp3,78 triliun dimana terdapat porsi kontrak PTPP sebesar Rp2,84 triliun. Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II ini memiliki lintasan sepanjang ± 16,3 kilometer (STA 10+690-STA 27+000) yang dimulai dari Kecamatan Sayung.

Dalam pembangunan proyek ini, PTPP melaksanakan pembangunan sepanjang 13,30 kilometer dimulai dari STA 12+200 sampai dengan STA 25+500.

Proyek ini dilaksanakan dalam kurun waktu 27 (dua puluh tujuh) bulan kalender sejak Desember 2019 dan ditargetkan akan selesai pada bulan Maret 2022. Proyek ini dikerjakan oleh Perseroan dan WIKA selaku Kontraktor Pelaksana yang tertuang dalam Kerjasama Operasi (KSO).

"Diharapkan dengan adanya jalan tol ini akan meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan yang ada di kawasan utara Pulau Jawa. Selain itu, keberadaan jalan tol ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas wilayah-wilayah sekitar dan mendorong meningkatkan perekonomian di wilayah sekitar," jelas dia.

Sampai dengan bulan Oktober 2020, Perseroan telah melaksaan pekerjaan lapangan dengan progress phisik konstruksi mencapai sekitar 21 persen.

Adapun ruang lingkup pekerjaan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, antara lain pekerjaan slab on pile sepanjang 8,387 kilometer, pekerjaan timbunan sepanjang 7,356 kilometer, pekerjaan struktur jembatan sepanjang 567 meter, dsb. Dalam pembangunan proyek jalan tol ini akan terdapat box traffic atau culvert sebanyak 38 (tiga puluh delapan) titik, jembatan main road sebanyak 9 (sembilan) titik, dan crossing sebanyak 15 (lima belas) titik.

Kehadiran Jalan Tol Semarang-Demak ini akan memiliki banyak manfaat positif bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di Pulau Jawa.

Dengan adanya jalan tol ini akan memudahkan mobilisasi antar wilayah dan meningkatkan efisiensi industri di wilayah Jawa Tengah. Dengan adanya akses transportasi yang baik akan membuat industri semakin efisien. Selain itu, kehadiran jalan tol ini akan mengurai kepadatan lalu lintas kendaraan yang berada di kawasan Pantai Utara (Pantura).

"Sebagai Kontraktor Pelaksana, Perseroan akan melakukan pekerjaan dan memberikan hasil pekerjaan dengan kualitas terbaik. Sedangkan dari sisi selauk Pemilik Proyek, Perseroan berharap investasi jalan tol ini akan berjalan lancar dan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan ,” ujar tutup Novel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terintegrasi dengan Tanggul Laut, Tol Semarang-Demak Rampung di 2022

Jalan tol tol Semarang-Salatiga membelah bukit Polosiri. (Ilyas/Liputan6.com)
Jalan tol tol Semarang-Salatiga membelah bukit Polosiri. (Ilyas/Liputan6.com)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi seperti kawasan industri dan kawasan pariwisata di berbagai daerah.

Salah satunya dengan pembangunan proyek Tol Semarang-Demak sepanjang 27 km yang terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang yang menelan anggaran Rp 15,3 triliun.

"Beberapa waktu lalu Tol Trans Jawa diresmikan dari Merak sampai dengan Pasuruan dan akan kita teruskan hingga ke Banyuwangi. Kami juga membangun Tol Semarang-Demak yang digabungkan dengan tanggul laut sekaligus untuk menanggulangi rob di Semarang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan terbarunya, Selasa (11/8).

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dilakukan dengan skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). Jalan tol ini terbagi menjadi dua seksi, Seksi 1 (Semarang - Sayung) sepanjang 10,69 km merupakan dukungan pemerintah. Sementara Seksi 2 (Sayung - Demak) sepanjang 16,31 km merupakan tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.

Pembangunan Seksi 1 masih dalam proses pengajuan Green Book dan penyusunan Desain Rencana Teknik Akhir (RTA). Sementara progres pembangunan Seksi 2 sudah mencapai 30,53 persen untuk pembebasan lahan dan 10,56 persen untuk fisik. Konstruksi Seksi 1 direncanakan selesai pada akhir 2022 dan Seksi 2 ditargetkan selesai Juni 2022.

Secara teknis Jalan Tol Semarang-Demak direncanakan memiliki dua simpang susun. Kecepatan rencana 100 km/jam dengan arah pelebaran pada jalan tol ini adalah pelebaran ke dalam dengan jalur awal 2x2 dan jalur akhir 2x3. Kehadiran Tol Semarang - Demak nantinya selain akan mendukung kawasan industri juga akan mendukung Demak sebagai kawasan wisata religi.

Pembangunan jalan tol dengan nilai investasi fantastis ini dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya - PT Pembangunan Perumahan KSO. Sedangkan untuk konsultan supervisi PT Virama Karya dan konsultan perencana PT LAPI - ITB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya