Soal Boikot Produk Prancis, Pengusaha Ritel Serahkan ke Konsumen

Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang tegas mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 17:30 WIB
Supermarket di Colombes, Paris, Prancis.
Supermarket di Colombes, Paris, Prancis, hanya menjual produk-produk halal saja. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) mendukung sikap Pemerintah RI yang tegas, mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mengungkapkan, pernyataan Macron tersebut tidak sejalan dengan nilai kesakralan dan simbol agama. Sehingga harus segera dihentikan.

"Kami meminta agar pemerintah RI, terus aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Prancis untuk menindaklanjuti sikap tegas, yang langsung disampaikan Presiden Joko Widodo, pada beberapa hari lalu," jelas dia dalam pernyataannya, Rabu (4/11).

Kendati demikian, Aprindo berharap mekanisme perdagangan tetap dapat berjalan wajar dan normal. Mengingat hubungan perdagangan antara Indonesia - Prancis yang telah berjalan selama ini dengan kontribusi baik dan tentunya berhubungan dengan penyediaan produk yang ada pada gerai ritel modern di Indonesia.

"Menyoal produk asal Perancis yang ada, kami menghormati keputusan konsumen, apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Perancis yang dijual di gerai ritel modern. Karena merupakan hak pilihan dan keputusan konsumen atau individu yang menentukan dalam berbelanja. Jadi biarlah perdagangan berjalan seperti biasanya dan normal," jelasnya.

Oleh karena itu, Aprindo meminta ketegasan dari pihak berwenang agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat dan pelaku usaha atas hal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang memprovokasi dan cenderung anarkis.

"Aksi ini tidak memberikan suatu manfaat apapun, justru makin membebani perekenomian khususnya sektor perdagangan, yang saat ini sedang diupayakan Pemerintah agar dapat terjadi peningkatan dan kestabilan konsumsi rumah tangga sebagai point kontributor sebesar 57.6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), di tengah lesunya demand dan market akibat pelemahan daya beli atau menahan konsumsi, di masa pandemi ini," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Danone Indonesia Buka Suara Soal Gerakan Boikot Produk Prancis

Galon Guna Ulang
Galon Guna Ulang (Foto: Dok Danone-AQUA)

Danone Indonesia tidak memiliki keterkaitan apapun terhadap pandangan politik suatu negara, termasuk Prancis. Sehingga pernyataan Presiden Emmanuel Macron dipastikan berada di luar kewenangan bisnis perusahaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, terkait seruan boikot berbagai produk asal Prancis. Untuk diketahui, merek Danone berasal dari Prancis

"Terimakasih atas perhatiannya. Saat ini kami tidak bisa mengomentari langsung isu tersebut, namun yang dapat kami sampaikan perusahaan kami tidak memiliki keterkaitan terhadap pandangan politik suatu negara, termasuk Prancis dan hal-hal diluar bisnis kami," ujar dia kepada Merdeka.com, Selasa (3/11/2020).

Arif mengatakan, saat ini perusahaan berkomitmen untuk memaksimalkan usaha dalam membantu menyediakan produk bernutrisi untuk mendukung generasi masa depan Indonesia. Sekaligus menawarkan hidrasi sehat untuk memenuhi kebutuhan hidrasi keluarga Indonesia.

Apalagi, berbagi produk andala Danone Indonesia seperti SGM dan AQUA telah dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja dalam negeri. Sehingga perusahaan senantiasa untuk menjaga kepercayaan banyak konsumen Indonesia.

"Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15,000 karyawan kami di seluruh Indonesia," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya