Buka Peluang Usaha di Masa Pandemi Lewat Sarung

Untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Indonesia, salah satu cara yang paling mudah adalah dengan berbisnis online dengan sistem dropship.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2020, 21:16 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2020, 17:45 WIB
[Bintang] Kain sarung
Kain sarung | foto : istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Di masa pandemi Covid-19 ini Indonesia tampaknya terkena krisis khususnya di bidang perekonomian. Sehingga banyak pekerja yang harus di PHK karena perusahaannya terkena dampak dari pandemi ini.

Untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Indonesia, salah satu cara yang paling mudah adalah dengan berbisnis online dengan sistem dropship. Konsep berjualan dropship menjadi momentum ketika masa pandemi, karena sistem ini tanpa harus mengeluarkan modal dan menyediakan stok barang.

Semua pengiriman pun akan diproses oleh pihak penyedia dropship langsung ke pembeli. Untuk memenuhi kebutuhan berjualan sistem dropship, platform Sarung Indonesia hadir dengan menjual produk utamanya sarung.

Tujuan diluncurkan platform ini, untuk mendorong pemberdayaan UKM dan memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk mendapatkan penghasilan tambahan di masa pandemi.

Platform ini juga tidak hanya menyediakan sistem droship, tetapi juga tersedia sistem reseller. Melalui website https://sarungindonesia.co.id/, masyarakat bisa menjual produk-produk sarung brand Atlas dan BHS dengan harga kompetitif.

“Karena keresahan masyarakat pada pandemi saat ini, kami ingin membantu mereka yang terkena dampak pandemi agar bisa mendapat penghasilan di saat ini. Itu juga alasan kami meluncurkan platform dropshipper dan reseller Sarung Indonesia,” jelas Head Digital Marketing Behaestex Nur Yahya.

Selain produk sarung, Sarung Indonesia juga menjual berbagai kebutuhan produk busana muslim, seperti songkok, subaiyah, kain batik, serta sprei bernuansa islamik, dan juga tersedia berbagai macam kelas, motif, dan warna yang bisa dipilih.Untuk pendaftaran menjadi dropshipper dan reseller pun mudah, bisa langsung mendaftarkan diri pada website Sarung Indonesia.

Persyaratan untuk menjadi dropshipper, diwajibkan terlebih dahulu membeli produk senilai Rp 500 ribu. Setelah itu anggota akan diberikan potongan 6 persen dalam menjual produk. Anggota juga tidak perlu stok barang dan mengurus proses pengiriman, karena semua sudah diurus oleh Sarung Indonesia.

Untuk reseller sendiri, persyaratannya diwajibkan terlebih dahulu untuk membeli produk senilai Rp 1 juta dan nantinya akan mendapatkan potongan 9 persen dalam menjual produk. Anggota bisa langsung membuat katalog mereka sendiri dan memilih ratusan produk Sarung Atlas dan BHS.

Setiap anggota dibebaskan untuk mengatur harga jual, serta diperbolehkan untuk fokus berjualan pada produk-produk tertentu saja, misalnya brand BHS saja. Selain sebagai penjual, anggota Sarung Indonesia juga bisa langsung berbelanja di platform yang sama.

“Untuk kedepannya, Sarung Indonesia tidak menutup kemungkinan akan menjual produk kebutuhan sehari-hari selain produksi Behaestex serta bermacam-macam produk muslim lainnya. Kami juga akan berfokus untuk mengembangkan tampilan website agar semakin nyaman dan mudah bagi siapapun untuk membuka usaha,” pungkas Yahya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cerita Korban Gempa Maluku Penerima Banpres, Pertahankan Usaha di Masa Pandemi

Dalahaji Tuasikal, warga korban Gempa Bumi Maluku penerima Banpres Produktif.
Dalahaji Tuasikal, warga korban Gempa Bumi Maluku penerima Banpres Produktif.

Gempa Bumi Maluku yang terjadi pada tahun 2019 lalu masih menyisahkan masalah bagi warga yang terdampak. Kehidupan ekonomi mereka belum benar-benar pulih apalagi hal ini diperparah dengan mewabahnya pandemi Covid-19.

Beruntung pemerintah menggulirkan program Banpres Produktif Untuk Usaha Mikro yang diarahkan untuk membangkitkan kemampuan pelaku usaha mikro untuk kembali melakukan aktivitas usaha setelah terhenti akibat pandemi Covid-19.

Sebagian Korban gempa bumi Maluku khususnya di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah merupakan pelaku usaha mikro di mana mereka ikut merasakan dampak akibat adanya pandemi Covid-19.

“Pasca gempa masyarakat betul-betul kesulitan ekonomi, makanya saya punya inisiatif untuk membuka warung kecil-kecilan sekedar memenuhi kebutuhan kami,” kata Dalahaji Tuasikal, salah seorang penerima Banpres Produktif Untuk Usaha Mikro dari Desa Pelauw, Senin (23/11/2020).

Dalahaji bersama istrinya membuka usaha warung sembako. Setiap bulan keuntungan yang didapat berkisar Rp 2-3 juta. Memang tidak besar pendapatan tersebut, namun bagi keluarga Dahalaji penghasilan itulah yang membuat mereka bisa bertahan di tengah kesulitan yang ada.

“Bantuan ini sangat membantu kami, walaupun jumlahnya tidak seberapa tapi saya dan istri bisa memanfaatkan untuk menambah modal usaha. Alhamdulillah sampai sekarang usaha kami masih berjalan lancar,” kata Dalahaji.

Warung sembako Dalahaji terletak di pusat keramaian Desa Pelauw sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat setempat. Kebutuhan sembako yang tersedia di warung sederhana ini antara lain beras, indomie, kopi, gula, dan aneka jajanan anak.

“Kalau suplai barang kami tidak sulit, namun karena pandemi ini aktivitas kami sedikit terganggu karena mau ke kota kita harus menyiapkan persyaratan seperti surat jalan. Tapi kami bersyukur pandemi sudah mulai pulih,” ujar Dalahaji.

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan

Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan
Infografis Harga Mati DISIPLIN Protokol Kesehatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya