Kunjungi Danau Toba, Sandiaga Uno Puji Ombus-Ombus dan Kopi Lintong

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi Geosite Hutaginjang Kawasan Danau Toba.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2020, 14:59 WIB
Diterbitkan 30 Des 2020, 14:30 WIB
Danau Toba
Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi Geosite Hutaginjang Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Dalam kunjungan tersebut, Sandiaga ingin agar pariwisata Danau Toba dikembangkan dengan berbasis budaya dan kekayaan alam.

Menurutnya, banyak kearifan lokal dan budaya di kawasan Danau Toba yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Hanya saja, perlu strategi yang tepat untuk mengembangkan.

"Banyak kearifan lokal dan budaya di sini yang harus kita jaga dan kembangkan. Tinggal kita membuat strategi apa yang tepat untuk dikembangkan," kata Sandiaga di Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, Rabu, (30/12/2020).

Konsep yang ditawarkan untuk pengembangan wisata Danau Toba misalnya kegiatan wisata olahraga. "Calender of event bisa dibuat sport tourism event. Dari segi produk seperti ulosnya juga harus diseragamkan dan lainnya," kata dia.

Dari sisi kuliner, pengemasan produk juga perlu ditingkatkan. Misalnya suguhan ombus-ombus, kacang sihobuk dan kopi Lintong yang perlu dikemas lebih baik lagi.

"Itu sangat luar biasa, ombus-ombus dengan kopi lintong khas Danau Toba. Ini layak kalau kita kemas dengan baik dan ini merupakan kualitas ekspor yang berdaya saing. Jadi saya mendorong dari sisi ekonomi kreatif," kata dia.

Sebab menurutnya jajanan tradisional khas Danau Toba ini enak. "Ombus-ombus dan kopi Lintong tadi rasanya maknyus," katanya.

Dia berpesan, destinasi wisata tetap disiplin dalam penerapan protokol kesehatan 4K. Antara lain, Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan atau CHSE di daerah.

Pihaknya juga ingin mengajak kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk ekonomi kreatif.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Luhut Bakal Bangun Pusat Riset Tanaman Herbal di Danau Toba

Promosi Destinasi Super Prioritas, Kemenpar Ajak Media Jepang Famtrip ke Danau Toba
© Kementerian Pariwisata.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus mendorong produksi obat-obatan dalam negeri, utamanya yang berbahan dasar alami atau herbal. Diharapkan, dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri, maka harga produk yang dihasilkan bisa lebih kompetitif.

Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan membangun pusat riset tanaman herbal di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

"Dari Pak Luhut, inisiatif pribadi beliau, beliau akan buat sekitar 500 hektare di Toba untuk kebun herbal," kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto dalam webinar Dialog Nasional - Urgensi Ketahanan Sektor Kesehatan, Senin (21/12/2020).

Sehubungan dengan rencana tersebut, Seto mengatakan, Menko Luhut telah berkomunikasi dengan dua universitas asal China yang terkenal akan riset tanaman herbal, yakni Zhejiang Chinese Medical University dan Yunnan University.

Selain itu, Seto menambahkan bahwa nantinya rencana ini akan melibatkan sejumlah produsen obat herbal yang sudah ada di Indonesia. Seperti Dexa-Medica atau perusahaan lainnya untuk ikut melakukan kerja sama riset.

“Nanti akan mengundang produsen-produsen herbal yang sudah ada, seperti Dexa-Medica karena kami sudah komunikasi dengan dua universitas di Tiongkok yang sangat terkenal untuk penelitian riset herbalnya," kata Seto.

Adapun Zhejiang University, disebutkan Seto telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI). Dimana dengan mengetahui kandungan tanaman herbal dan mengkombinasikannya dengan herbal lainnya, sistem tersebut akan bisa mengetahui manfaat herbal tersebut untuk pengobatan penyakit tertentu.

"Jadi sudah sangat advance di sana risetnya. Ini yang Pak Menko (Luhut) dorong. Beliau harap ini segera terealisasi karena saya pikir kita tidak kalah potensi herbalnya dibandingkan dengan Tiongkok," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya