Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) mampu menarik nilai investasi hingga mencapai Rp 225 triliun. Atau tiga kali lipat dari modal awal senilai Rp75 triliun di tahap pertama.
Staf khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, menilai target tersebut sangat realistis. Menyusul adanya sejumlah daya tarik yang dimiliki oleh SWF.
"Dengan modal awal Rp75 triliun, ini kita berharap kalau laverage 3 kali kita sudah dapat Rp225 triliun untuk awalan ini (tahap pertama)," tuturnya dalam webinar SWF Effect Bagi Economic via Youtube BeritaSatu, Kamis (14/1).
Advertisement
Anak buah Sri Mulyani ini mengatakan, daya tarik pertama ialah proyek investasi yang akan ditawarkan oleh SWF bernilai tinggi. Serta memiliki prospek jangka panjang.
"Untuk proyek-proyek yang sedang kami siapakah untuk masuk ke dalam SWF ini juga jumlahnya cukup baik, cukup banyak gitu. Dann cukup banyak juga (proyek) yang mempunyai proyeksi baik gitu," terangnya.
Kedua, bonus demografi. Dia bilang, dari hasil bicara pemerintah dengan beberapa investor atau mitra investasi strategis seksinya investasi di Indonesia karena adanya tingginya jumlah usia produktif.
"Kemudian, kita punya middle class dan aspiring middle class yang jumlahnya lebih dari 170 juta orang. Jadi, pertumbuhan ekonomi masih menjadi salah satu yang menarik," imbuh dia.
Terakhir, pemerintah menjanjikan SWF sebagai lembaga yang independen. Juga memiliki tata kelola yang profesional.
"Karena langsung report (SWF) kepada presiden. Kemudian aturannya juga mengikuti standar internasional agar supaya dia menjadi mitra pertama, sehingga investor global yang ingin investasi ke Indonesia mendapat mitra yang dapat dipercaya," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
SWF Mulai Beroperasi di Kuartal I 2021
Pemerintah memastikan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Indonesia bisa mulai beroperasi pada kuartal I 2021.
Hal ini disampaikan langsung oleh Staf khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin.
"Mudah-mudahan di sebelum kuartal I (2021) berakhir kita sudah mendapatkan SWF, sudah up and running. Ya, sudah running (sebelum 1 April)," tegasnya dalam webinar SWF Effect Bagi Economic via Youtube BeritaSatu, Kamis (14/1).
Masyita mengungkapkan, optimisme ini dilandasi oleh sejumlah kesiapan faktor penunjang. Pertama, telah lahirnya dua Peraturan Pelaksana (PP), yakni PP nomor 73/2020 dan PP pengelolaan investasi dengan nomor 74/2020.
Kedua, telah terbentuknya struktur kepengurusan SWF. Sebagaimana tertuang dalam Surat Presiden (Surpres) RI Nomor R-03/Pres/01/2021.
"Untuk Dewan Pengawas (SWF) terdiri dari 5 orang, dua orang ketua itu Menteri Keuangan saat ini ibu Sri Mulyani dan Menteri BUMN bapak Erick Thohir dan tiga dari unsur profesional," terangnya.
Terakhir, telah diterimanya Surat Presiden tentang Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bernomor No R-03/Pres/01/2021 oleh DPR RI pada Selasa (12/1) lalu. Surpres sendiri berisi nama-nama Dewan Pengawas LPI atau SWF.
"Jadi, akan segera di umumkan ini. Nah, nanti Dewas (SWF) yang sudah diumumkan ini Insha Allah minggu depan itu akan langsung membentuk komite-komite nih," ujar dia mengakhiri.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement