Banjir Dukungan DPR ke Menteri BUMN Erick Thohir di Program Vaksinasi Covid-19

Komisi VI DPR RI mendukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam pengadaan vaksin Covid-19.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jan 2021, 17:25 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 17:25 WIB
Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Petugas medis menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VI DPR RI mendukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam pengadaan vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi nasional untuk memutus penularan virus corona Covid-19.

Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima mengatakan, terjaminnya vaksin yang dipesan pemerintah dari berbagai pengembang vaksin ternama di dunia, kesiapan kapasitas PT Bio Farma untuk memproduksi 250 juta vaksin per tahun, serta rencana distribusi vaksin terintegrasi ke seluruh Tanah Air, dijadikan indikator anggota dewan menilai pemerintah siap dan solid memutus pandemi Covid-19.

"Komisi VI memberikan dukungan politik yang kuat kepada Menteri BUMN untuk terus menjalankan agenda dan program vaksinasi nasional, mulai dari pengadaan, lalu produksi di Bio Farma yang merupakan BUMN, serta distribusi, hingga penyimpanan," kata Aria, di Jakarta, Kamis (20/1/2021).

Sedangkan Anggota Komisi VI Partai Kebangkitan Bangsa, Marwan Jaffar meminta pemerintah, agar dalam waktu mendatang penerima vaksin diperluas untuk bisa diberikan kepada para pelajar, terutama yang berada di pesantren, jemaah haji, dan lingkungan beresiko tinggi.

Dukungan yang sama juga diungkapkan Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosadie, yang mengapresiasi langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang telah membuka kerjasama dengan berbagai pengembang vaksin dan dunia internasional demi ketersediaan vaksin bagi Indonesia.

“Saya hargai dan percaya atas usaha keras pemerintah untuk menyelamatkan Indonesia melalui pandemi. Hanya saja, selain fokus pada usaha vaksinasi nasional, Menteri BUMN dan Bio Farma juga harus gencarkan sosialisasi agar segala informasi hoaks tentang vaksin bisa dilawan. Itu tantangan dari program ini," tutur Andre.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Erick Thohir Ungkap Alasan Beli Vaksin dari China

Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Petugas medis akan menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap alasan Indonesia menggunakan vaksin Sinovac asal China dalam tahap pertama vaksinasi Covid-19. Erick mengatakan, respons pembuat vaksin asal Eropa dan Amerika terhadap Indonesia sangat rendah.

Hal itu diungkapkan dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1/2021). Erick bercerita ditugaskan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk melakukan penjajakan vaksin Covid-19.

"Kenapa dua negara tujuan yang saat itu UAE dan China? Karena sejak awal kita mengontak para pembuat vaksin dari negara Eropa dan Amerika responsnya sangat rendah itu ada buktinya black and white bisa kita paparkan," ujar Erick dalam rapat di DPR.

Erick mengatakan, hubungan dagang Indonesia dengan UAE dan China juga terbilang baik. Erick menuturkan, BUMN Indonesia melakukan hubungan baik BUMN di dua negara tersebut.

"BUMN bertemu dengan BUMN China, BUMN bertemu dengan BUMN di UAE tapi kesempatan itu juga diberikan juga ketemu swasta-swasta di China dan UAE," ujar dia.

Bio Farma Lakukan Penjajakan Vaksin

Dari hubungan yang baik itu, Bio Farma ditugaskan untuk melakukan penjajakan vaksin. Adapun Indonesia akhirnya mendapatkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac. Didatangkan 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020 dan 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2020.

"Nah dari penjajakan itulah kami kembali tugaskan, Bio Farma melakukan penjajakan vaksin, dan Bio Farma adalah memang perusahaan yang sudah melakukan vaksinasi atau memproduksi vaksin sejak dulu dan merupakan peran partner dari Menkes jadi bukan sesuatu yang baru," kata Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya