Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp633,8 miliar untuk membayar vaksin Covid-19 dari Sinovac. Pembayaran telah dilakukan Desember lalu.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembayaran dilakukan pemerintah itu baru untuk 3 juta dosis vaksin yang telah masuk ke Indonesia pada akhir tahun lalu. Vaksin itu juga sudah digunakan untuk vaksinasi tahap satu pada 13 Januari 2021.
"Untuk vaksinasi, tahun 2020 kemarin kita sudah anggarkan untuk 3 juta vaksin Sinovac Rp 633 miliar dan sudah dibayarkan Desember lalu," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1).
Advertisement
Sementara itu, untuk total anggaran vaksin, pihaknya memperkirakan akan mencapai Rp73 triliun. Anggaran ini terdiri dari Rp64 triliun untuk pengadaan vaksinnya dan Rp9,1 triliun untuk menjalankan program vaksinasinya.
"Ini estimasi yang harus kita penuhi," kata dia.
Bendahara Negara itu menambahkan, untuk memenuhi anggaran vaksin dan vaksinasi, pemerintah juga akan menggunakan sisa anggaran tahun lalu. Selain itu juga memanfaatkan dari refocusing anggaran yang dilakukan di tahun ini.
"Ini harus kita penuhi. Dari pencadangan 2020 kita miliki sekitar Rp50 triliun dan sebagian dari realokasi dan refocusing," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua: Sama Seperti 2 Minggu Lalu, Tidak Terasa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat suntikan vaksinasi Covid-19 pagi ini, Rabu (27/1/2021) di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta. Ini adalah suntikan kedua.
Sebelumnya, Jokowi telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama pada 13 Januari 2021. Dirinya menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin produksi Sinovac.
Jokowi bilang, vaksinasi kedua ini rasanya tidak jauh berbeda dengan vaksinasi pertama.
"Setelah vaksinasi pertama di 13 Januari atau 2 minggu yang lalu, saya mendapat suntikan ke-2. Sama seperti yang dilakukan 2 minggu lalu, tidak terasa," ujar Jokowi.
Saat vaksinasi pertama, 2 jam kemudian Presiden merasakan pegal-pegal. "Sekarang saya kira sama saja, setelah itu bisa aktivitas kemana-mana," katanya.
Adapun, Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh perusahaan farmasai asal China, Sinovac, memerlukan dua kali penyuntikan, masing-masing sebanyak 0,5 milimeter dengan jarak waktu 14 hari.
Advertisement
179 Ribu Orang Telah Divaksinasi Covid-19
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebanyak 179.000 orang sudah melakukan vaksinasi Virus Corona hingga hari ini, 26 Januari 2021. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat 1,73 juta orang untuk tahap pertama.
"Tentu diawali oleh Bapak Presiden pada tanggal 13 Januari yang lalu dan program fasilitas-fasilitas vaksinasi tahap pertama ini diperkirakan untuk 1,73 juta tenaga kesehatan pelayanan publik. Diharapkan bahwa ini bisa mencapai target dan saat sekarang telah sekitar 179.000 orang telah divaksinasi," ujarnya, Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Pemerintah sudah membuat jadwal untuk melakukan vaksinasi. Di mana, Presiden Jokowi meminta akan diselesaikan pada Desember sehingga ada percepatan terhadap 77 juta masyarakat yang rencana awal bulan Januari-Maret tahun depan itu dipercepat.
"Tentunya ini perlu di monitor secara bersama namun Kita juga harus mengingatkan bahwa kegiatan kegiatan di hulu yaitu kegiatan kegiatan terkait dengan kedisiplinan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak terus harus dilakukan," papar Airlangga
Airlangga menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara di Asean yang mengawali vaksinasi. Langkah tersebut diharapkan mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
"Tentunya kita akan melihat bahwa di tahun 2021 pertumbuhan kita akan sekitar 4 sampai dengan 5,2 persen. Kemudian kalau kita lihat Indonesia kita adalah salah satu negara di ASEAN yang melakukan vaksinasi diawal," tandasnya.