Wika Lunasi Komodo Bond Sebesar Rp 5,4 triliun

Wika berhasil melunasi kewajiban obligasi bond yakni komodo bond sebesar Rp 5,4 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Feb 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 20:00 WIB
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) berhasil melunasi kewajiban obligasi bond yakni komodo bond sebesar Rp 5,4 triliun. Lantaran WIKA mencatat pertumbuhan positif pada akhir Januari 2021.

Direktur Keuangan Perseroan, Ade Wahyu mengatakan keberhasilan pelunasan Komodo Bond pada Jum’at (29/1) tersebut ditopang oleh beberapa aspek diantaranya keuangan Perseroan yang sehat, kepercayaan publik pada penerbitan Obligasi serta dukungan dari institusi keuangan. Sehingga membuktikan WIKA masih menjadi perusahaan yang dipercaya oleh investor dan institusi keuangan.

“Kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban masih sangat terjaga. Ditopang dengan model bisnis yang terintegrasi, WIKA layak menjadi pilihan investor, owner proyek, para mitra kerja, serta publik," kata Direktur Keuangan, Ade Wahyu, Selasa, (2/2/2021).

Ade Wahyu menambahkan, keberhasilan melunasi kewajiban obligasi global ini, diharapkan dapat menjadi stimulan motivasi bagi BUMN lain.

Adapun WIKA telah menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah (Komodo Bond) di London Stock Exchange’s International Securities Market (ISM), Senin (29/1/2018)

Komodo Bond WIKA kala itu berhasil mendapatkan permintaan sebesar 2,5x (oversubscribed). Hal itu menunjukkan kekuatan profil risiko WIKA serta minat para investor global untuk berinvestasi di sektor infrastruktur Indonesia.

Profil investor global yang berminat terhadap Komodo Bonds WIKA sejumlah 67 persen berasal dari Asia, 13 persen dari Eropa dan Timur Tengah, 10 persen dari Amerika Serikat dan 10 persen dari investor dalam negeri, Indonesia.

Demikian Komodo Bonds WIKA dengan tenor 3 tahun berhasil menghimpun dana sebesar Rp5,4 triliun (setara dengan USD 405 juta) dengan kupon sebesar 7,7 persen per tahun.

"Komodo Bonds tersebut berhasil mendapatkan dukungan dari investor global dan mencapai oversubscribed sebanyak 2,5 kali. Dana yang diperoleh digunakan untuk investasi dan pengembangan infrastruktur di Indonesia," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wika Bikin Perusahaan Patungan di Jasa Penyediaan Air Minum

Pemborosan Air Bersih Mencapai Rp.700 Miliar
Petugas memantau kondisi air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pulogadung, Jakarta, Selasa (12/5/2015). BPK mendapati pemborosan air bersih senilai Rp791,2 miliar di 102 pemerintah kabupaten, kota dan PDAM (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT  Wijaya Karya Tbk (WIKA) bersama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dan PT Tirta Gemah Ripah (TGR) membentuk usaha patungan di bidang jasa penyediaan air minum.

Usaha patungan ini dibentuk pada 15 Januari 2021 yang diberi nama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur. Pembentukan usaha patungan ini untuk melaksanakan kewajiban sebagai pemenang tender proyek strategis nasional (PSN), yang salah satunya mendirikan perusahaan patungan sebagai pelaksana proyek.

Perseroan menyetor modal awal pada badan usaha sebesar Rp 3 miliar. Persentase kepemilikan saham pada badan usaha antara lain PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk sebesar 60 persen, PT Wijaya Karya Tbk sebesar 30 persen, dan PT Tirta Gemah Ripah sebesar 10 persen.

"Pelaksanaan pembentukan usaha patungan ini memberikan dampak yang positif bagi keberlangsungan kegiatan usaha perseroan," dikutip dari keterbukaan informasi yang diteken Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Mahendra Vijaya.

Ia menambahkan, perusahaan patungan ini juga memberikan nilai tambah melalui investasi yang dilakukan perseroan berupa pembentukan usaha patungan untuk melaksanakan proyek di bidang jasa penyediaan air minum. Hal ini tetap memperhatikan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 19 Januari 2021, saham PT Wijaya Karya Tbk (Wika) merosot 6,67 persen ke posisi Rp 2.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.690 kali dengan nilai transaksi Rp 280 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya