Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperkirakan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia akan mulai beroperasi kuartal I 2021. Pemerintah memastikan akan menyetor modal awal USD 5 miliar atau sekitar Rp 75 triliun bagi lembaga investasi tersebut.
"LPI akan beroperasi di kuartal I tahun ini dan modalnya awalnya USD 5 miliar," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dia dalam Mandiri Investment Forum secara virtual di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga
Untuk saat ini LPI telah mendapatkan komitmen investasi dari sejumlah lembaga internasional. Hal ini tentu membuktikan bahwa minat investasi dari sejumlah lembaga internasional ke Indonesia melalui LPI cukup tinggi.
Advertisement
"Beberapa investor sudah menunjukkan interest melalui letter of interest dan komitmen seperti US DFC komitmen sebesar USD 2 miliar, JBIC USD 4 miliar, dan yang lain dari CDPQ Kanada dan lain-lain," ungkapnya.
Pembentukan LPI memang bertujuan untuk menambah dana investasi di Indonesia. Pemerintah berharap kehadiran LPI bisa memberi kepastian hukum sehingga bisa menarik investasi, terutama yang berasal dari Foreign Direct Investment (FDI).
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi LPI Fokus ke Pembangunan Jalan Tol dan Bandara dalam 2 Tahun Pertama
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam dua tahun pertama pemerintah ingin investasi di Lembaga Pengelola Investasi (LPI) diarahkan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, ataupun pelabuhan. Investasi ini digunakan untuk meningkatkan kualitas aset.
"Kita ingin menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas aset dan memperluas kapasitas dengan mitra global untuk membawa value creation setelah pandemi," kata Tiko dalam Mandiri Investment Forum secara virtual di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Dia menambahkan, investasi untuk pembangunan bandara dan pelabuhan akan menarik dalam jangka menengah. Apalagi melihat lalu lintas domestik di Indonesia yang cukup tinggi, sehingga membuat investasi di dua sektor tadi akan membuka peluang bagi investor.
"Kami rasa ini poin kuat untuk menyampaikan investor untuk bekerja dengan infrastruktur proyek, karena lalu lintas domestik lokal dengan penumpang dan kargo di dalam negeri akan pulih lebih cepat dari lalu lintas antar negara," ungkapnya.
Selain itu, Tiko menyebut, pemerintah juga memiliki berbagai sektor yang cukup potensial untuk investasi dari mitra LPI. Salah satunya adalah program transformasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah, seperti investasi di Bank Syariah Indonesia yang baru diluncurkan.
"Bank ini akan membutuhkan peningkatan modal yang signifikan dalam jangka menengah. Kita ingin melakukan right issue dan tentunya jika ada kecocokan minat, kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor," pungkas dia.
Advertisement