Pemerintah Percepat Distribusi Bantuan Korban Banjir Bekasi dan Karawang via Udara

Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penyaluran bantuan logistik via udara untuk para korban banjir di Bekasi dan Karawang, Jawa Barat

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Feb 2021, 16:40 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2021, 16:40 WIB
Banjir di Desa Karangligar Karawang
Kondisi banjir yang merendam hingga mencapai atap rumah warga di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Kamis (10/2/2021). Banjir akibat meluapnya sungai Citarum dan Cibeet itu membuat ratusan rumah terendam banjir dan ratusan hektar sawah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penyaluran bantuan logistik via udara untuk para korban banjir di Bekasi dan Karawang, Jawa Barat. Sebagian kawasan di dua wilayah tersebut terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum dan tanggul irigasi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, pihaknya bakal berkoordinasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Khususnya untuk bantuan logistik yang akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta.

"Prioritasnya adalah logistik yang siap saji. Logistik kita akan menghimpun, yang pertama dari sekitar Halim ini, restoran dan juga kafe-kafe yang ada supaya mempercepat logistik siap saji. Helikopter sudah siap, dan kesempatan pertama akan kita drop ke lapangan," ujarnya pasca peninjauan lapangan via helikopter ke daerah tergenang banjir di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, Senin (22/2/2021).

Tak hanya penyaluran logistik, Doni menambahkan, pemerintah juga akan memprioritaskan evakuasi bagi masyarakat terdampak banjir yang rentan gangguan kesehatan, seperti orang lanjut usia (lansia) dan ibu hamil.

"Jadi mohon bagi masyarakat yang kiranya membutuhkan bantuan evakuasi untuk segera mencari helipad yang relatif lebih aman agar bisa kita evakuasi dari titik bencana. Kemudian juga masyarakat yang lansia, ibu hamil, itu juga perlu mendapatkan prioritas untuk dilakukan langkah-langkah penanganan lebih baik lagi," imbuhnya.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dirinya telah mencatatkan beberapa kesimpulan yang dapat dijadikan dasar kebijakan lebih utuh dan komprehensif dalam penanganan banjir.

"Untuk kebutuhan kehidupan hari-hari untuk para pengungsi dan mereka yang terkepung banjir, nanti ppak Kepala BNPB akan segera mensuplai melalui udara. Terutama untuk daerah-daerah yang melalui jalan daratnya terputus," kata Muhadjir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Basuki: Tanggul Citarum Jebol Jadi Penyebab Banjir Bekasi dan Karawang

Banjir di Desa Karangligar Karawang
Anak-anak bermain saat banjir merendam Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Kamis (10/2/2021). Banjir di Desa Karangligar akibat meluapnya sungai Citarum dan Cibeet membuat ratusan rumah terendam banjir dan ratusan hektar sawah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum yang mengakibatkan banjir di sekitar kawasan Bekasi dan Karawang, Jawa Barat.

Peninjauan tersebut dilakukan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta selama sekitar 1 jam.

Pasca pengecekan tersebut, Menteri Basuki mengutarakan bahwa jebolnya tanggul sungai dan irigasi telah mengakibatkan wilayah sekitar rata tergenang banjir.

"Kita lihat tadi ada beberapa tanggul-tanggul yang jebol. Bukan hanya tanggul sungai, tetapi juga tanggul-tanggul saluran irigasi. Itu muka airnya sudah rata semua," jelasnya dalam sebuah siaran video, Senin (22/2/2021).

Dijelaskan Menteri Basuki, jebolnya tanggul sungai dan irigasi tersebut membuat luapan air di hilir Bendungan Jatiluhur masuk ke Sungai Cibeet sebagai anak Sungai Citarum. Otomatis debit air yang masuk ke Sungai Citarum bertambah dari kondisi normal sekitar 900 m3 per detik.

"Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi output-nya karena hanya untuk menggerakan listrik, tapi karena bergabung dengan Sungai Cibeet menjadi 1.300 m3 per detik. Daya tampungnya, kapasitasnya 1.100 m3 per detik sehingga memang itu meluap," terangnya.

Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah menggerakan alat berat untuk menutup aliran sungai dari tanggul jebol agar tak terjadi banjir dengan ketinggian lebih besar.

"Kami sudah bergerak alat berat dair Balai Besar Sungai Citarum untuk segera menutup. Kalau kita lihat ada tenda biru, itu sudah mulai bekerja untuk menutup itu," imbuh Menteri Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya