Pengusaha Pariwisata Minta Tambahan Vaksin, Ini Alasannya

Jumlah vaksin Covid-19 yang dialokasikan saat ini masih relatif sedikit hanya mencukupi sekira 92 ribu - 92 ribu orang.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Mar 2021, 19:25 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 19:25 WIB
FOTO: 6 Ribu Pelayan Publik dan Guru di Kota Tangerang Jalani Vaksinasi COVID-19
Suasana vaksinasi COVID-19 massal di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (25/2/2021). Vaksinasi ini dilaksanakan hingga satu minggu ke depan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi BS Sukamdani, meminta pemerintah menambah alokasi vaksin Covid-19 untuk para pekerja di sektor pariwisata

Jumlah yang dialokasikan saat ini masih relatif sedikit hanya mencukupi sekira 92 ribu - 92 ribu orang.

"Alokasi vaksin untuk pekerja pariwisata, hotel dan restoran itu sangat relatif sedikit. Di DKI saja ada 37 ribu orang. Kami mohon kiranya dapat dibantu untuk segera bisa diselesaikan," kata Hariyadi dalam Rakernas PHRI, Kamis (18/3/2021).

Ia pun menekankan perlunya vaksin Covid-19 untuk pekerja di sektor penerbangan. Hal ini mengingat sektor penerbangan termasuk pariwisata berhubungan langsung dengan publik.

Hariyadi berharap pemerintah bisa memberikan lebih banyak dukungan vaksinasi kepada para pekerja.

"Artinya, vaksin untuk pekerja pariwisata sangat penting. Karena kalau tidak dibantu, akhirnya agak repot karena kita berinteraksi langsung dengan publik," tuturnya.

Menanggapi harapan PHRI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan pemerintah terus mendorong vaksinasi di Tanah Air.

Salah satu destinasi wisata yang sudah mendapatkan vaksinasi adalah Bali. Ia akan mendorong lebih banyak vaksinasi dilakukan di sektor pariwisata.

"Sehingga dengan protokol kesehatan ketat, disiplin, testing dan tracing diperkuat dan diperluas, vaksinasi ini akan menekan penularan virus Covid-19 dan confidence level atas Bali meningkat. Sehingga sesuai harapan beliau (Presiden Joko Widodo), pariwisata nusantara sudah bisa kembali ke Bali," ungkap Sandi.

Saksikan Video Ini

Vaksinasi COVID-19 Sudah Berjalan, Kapan Herd Immunity di Indonesia akan Terbentuk?

Layanan vaksinasi yang berada di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan.
Layanan vaksinasi yang berada di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan.

Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi COVID-19 sebanyak 181.554.465 jiwa atau 70 persen populasi Indonesia untuk membentuk herd immunity. Lalu, kapan herd immunity di Indonesia akan terbentuk?

Ketua Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio menjelaskan, herd immunity atau kekebalan kelompok bisa dicapai dengan pendekatan artificial immunity atau vaksinasi jika seluruh target sasaran Indonesia sudah divaksin COVID-19.

"Apa yang akan terjadi setelah kita mendapatkan vaksinasi? Kita berharap jumlah infeksi akan turun, sejalan dengan program vaksinasi yang meningkat. Semakin banyak yang divaksin, maka herd immunity akan meningkat pula," kata Amin dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Alinea.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu memaparkan skema waktu herd immunity yang akan dicapai Indonesia. Dalam pemaparannya, terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membentuk herd immunity sekitar setahun. Jika vaksinasi Indonesia dimulai pada Januari 2021, maka herd immunity akan dicapai pada Januari 2022.

"Skema ini menunjukkan waktu pembentukan herd immunity yang cukup panjang. Tidak mungkin habis divaksin lalu minggu depannya kebal. Buktinya setelah divaksin 2 kali pun, ada yang terinfeksi, ini tandanya saat divaksin, dia sudah dalam masa inkubasi virus," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya