Kadin: Go Digital Kunci UMKM Bertahan di Masa pandemi

UMKM merupakan tulang punggung ekonomi dilihat dari jumlahnya yang 64 juta keberadaan UMKM telah berkontribusi sebesar 60,3 persen terhadap PDB secara nasional.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Mei 2021, 11:02 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 10:45 WIB
Parsel
Demi memajukan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pemerintah Provonsi Jawa Tengah menggelar program belanja parsel. Terkini, 2 ribu paket telah laku terjual dari Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), BUMD maupun BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Kadin DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan strategi yang tepat untuk membangkitkan kembali UMKM di Indonesia pasca pandemi covid-19 adalah mendorong para pelaku UMKM agar naik kelas dengan cara go digital.

“Kami yakin kedepan ekosistem digital di Indonesia akan semakin berkembang lagi dan akan memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian bangsa. Untuk itu tidak ada cara lain agar UMKM kita naik kelas adalah dengan  membimbing dan mendampingi mereka untuk dapat go digital,” kata Diana dalam Webinar Penerapan Digitalisasi UMKM Tangguh Pasca Pandemi, Senin (10/5/2021).

Menurutnya, strategi tersebut merupakan sesuatu yang paling  mumpuni untuk membangkitkan kembali sektor UMKM pasca pandemi dan mengembalikan fungsi UMKM sebagai tulang punggung Indonesia.

Lanjutnya, dilihat dari porsi perusahaan di Kadin DKI Jakarta, saat ini terdapat 12 ribu perusahaan yang menjadi anggota KADIN. Dimana 90 persennya perusahaan skala UMKM dan 10 persennya adalah skala perusahaan besar.

“Keberadaan UMKM dalam perputaran ekonomi Indonesia memiliki peran yang tidak kalah pentingnya,” imbuhnya.

UMKM merupakan tulang punggung ekonomi dilihat dari jumlahnya yang 64 juta keberadaan UMKM telah berkontribusi sebesar 60,3 persen terhadap PDB secara nasional, serta UMKM mampu menyerap 96,99 persen tenaga kerja.

“Namun, yang memprihatinkan hanya 13 persen saja UMKM yang menggunakan platform digital,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pendapatan UMKM Turun

Pameran kain tenun ikat pelaku UMKM Kabupaten Sikka dalam kegiatan Workshop di aulah Go Hotel Maumere. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Pameran kain tenun ikat pelaku UMKM Kabupaten Sikka dalam kegiatan Workshop di aulah Go Hotel Maumere. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Lantaran pandemi covid-19 ini merupakan sebuah kejadian yang luar biasa yang menyebabkan sebagian UMKM yang pendapatannya menurun bahkan terpaksa gulung tikar.

Hal itu juga dipengaruhi adanya pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan secara masif membuat konsumsi masyarakat turun signifikan.

“Dari pengamatan kami beberapa UMKM yang bisa bertahan di tengah pandemi adalah  yang mampu beradaptasi dengan perubahan masyarakat dan memasuki ekosistem digital,” katanya.

Diana berpendapat, dengan jumlah populasi penduduk Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, ada 202,6 juta yang merupakan pengguna internet di Indonesia. Dengan tingkat penetrasi internet sebesar 73,7 persen.

“Data ini melebihi dari persentase rata-rata internet di dunia, dan yang lebih menarik lagi 93 persen masyarakat selalu mencari produk yang akan mereka beli melalui mesin penelusur secara online,” ujarnya.

Demikian, dengan besarnya tingkat penetrasi internet di Indonesia sebanyak 73,7 persen itu bisa dimanfaatkan oleh UMKM agar bisa naik kelas dan memperluas penjualan dengan menerapkan digitalisasi.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya