Awas, Resesi Ekonomi Kembali Intai Indonesia Sepanjang 2021

Pemerintah diminta tidak ragu menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Jun 2021, 19:10 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 19:10 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dan Co-Founder Narasi Institute, Fadhil Hasan, meminta pemerintah untuk tidak ragu menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara menyeluruh dan mempercepat vaksinasi.

"Demi pemulihan kesehatan publik, pemerintah sebaiknya menerapkan kembali PSBB dan sekaligus mempercepat vaksinasi," ujar Fadhil, Jumat (18/6/2021).

Dia mengkhawatirkan jika lonjakan kasus Covid-19 varian delta dan kematian akan mengancam pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Akibatnya, dikhawatirkan ekonomi akan kembali ke zona resesi.

"Varian Delta ini seperti kotak pandora, bila kita menyikapinya biasa-biasa saja dan akhirnya terbuka, ancaman resesi dapat terjadi di sepanjang 2021," sebutnya.

Oleh karenanya, Fadhil menyarankan pemerintah untuk segera menerapkan kembali PSBB di daerah zona merah sebelum fasilitas kesehatan kolaps dan keadaan semakin tidak terkontrol.

"Selain menerapkan PSBB di zona merah, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi di daerah zona merah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut Covid 19," imbuhnya.

Namun, Fadhil berkaca pada pengalaman PSBB sebelumnya yang telah menimbulkan dampak negatif cukup signifikan bagi perekonomian nasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perlu Mitigasi

FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Warga berada di sekitar Spot Budaya Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut dia, pemerintah perlu memitigasi kemungkinan ekonomi kembali tumbuh negatif pada triwulan berikutnya dengan asumsi pertumbuhan pada triwulan II akan berkisar 6-7 persen. Fadhil pun mencermati indikator krisis yang terkait dengan ketenagakerjaan, meningkatnya pengangguran dan angka kemiskinan.

"Program bantuan sosial perlu dipercepat dan diperluas disertai efektifitas yang lebih baik. Besar kemungkinan besarnya anggaran bantuan sosial dan kesehatan perlu direvisi lagi dengan mempertimbangkan perkembangan kasus lonjakan baru Covid-19," tuturnya.

Fadhil juga meminta agar pemerintah melakukan peninjauan kembali prioritas pengeluaran anggaran, terutama untuk berbagai program infrastruktur yang berdampak jangka menengah panjang.

"Untuk mendukung terlaksananya program pemulihan ekonomi, BI harus lebih berperan lagi dengan menerapkan kebijakan moneter harus lebih akomodatif melalui skema burden sharing dan penurunan tingkat suku bunga untuk mendorong pertumbuhan kredit," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya