Sederet Upaya Pelindo II Cegah Aksi Suap di Pelabuhan

Pelindo II mengoptimalkan layanan terminal peti kemas melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan dan mencegah praktik suap-menyuap

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2021, 10:50 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 10:50 WIB
FOTO: Neraca Dagang RI Mei 2021 Surplus USD 2,36 Miliar
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/6/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2021 kembali surplus sebesar USD 2,36 miliar dan menjadi tertinggi sepanjang tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC) terus memanfaatkan teknologi digital dalam layanan kepelabuhan.

"IPC terus mengoptimalkan layanan terminal peti kemas melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan dan mencegah praktik suap-menyuap," ucap Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/6/2021).

Arif menyebut sejumlah program optimalisasi pelayanan operasional kepelabuhan melalui digitalisasi. 

Pertama, Single Truck Identity. Arif menjelaskan, Single Truck ID merupakan sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan Trucking Company, Asosiasi Trucking dan Cabang Pelabuhan dalam melakukan pendaftaran Truck ID yang berisi data identitas kendaraan seperti nomor polisi dan data perusahaan pemilik truk/perusahaan angkutannya.

Dengan implementasi Single TID ini, identitas truck yang masuk ke semua terminal yang ada di lingkungan IPC akan berada dalam satu database, sehingga akan memudahkan dalam identifikasi, penataan dan monitoring truck kedepan.

Kedua, Penerapan Centralized Traffic Management System. "Ini adalah sistem pengendalian lalu lintas yang mengawasi dan mengatur aktivitas keluar dan masuknya truk trailer di wilayah Pelabuhan," ujar Arif.

Dengan penerapan centralize traffic management syatem ini, petugas akan dengan mudah mengawasi dan mengatur pergerakan truck melalui CCTV dan pengeras suara serta patroli secara berkala.

Ketiga, penggunaan i-Hub. I-Hub adalah single platform untuk semua pelayanan berbasis digital.

I-Hub ini merupakan pengembangan dari layanan e-Service yang telah berjalan selama ini, dengan menambahkan fitur monitoring, track and trace petikemas dan sarana pengangkut secara realtime yang langsung dapat dimonitor oleh pemilik barang, berbasis mobile app dan web.

Dengan implementasi i-Hub ini, IPC memastikan bahwa semua layanan customer kedepan tidak ada lagi physical contact dan berbasis digital.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Upaya Selanjutnya

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keempat, penerapan Single Terminal Operating System (Single TOS), untuk memudahkan perencanaan dan pengendalian operasi di semua terminal di IPC dalam satu aplikasi TOS.

Penerapan Single TOS ini sejalan dengan program pemerintah yang tertuang dalam Inpres no. 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (NLE) di Pelabuhan.

Arif berharap digitalisasi ini bukan cuma bertujuan meningkatkan pelayanan, melainkan juga dapat mengikis praktik suap-menyuap.

"Digitalisasi membuat pelayanan kepelabuhan menjadi lebih transparan, bukan cuma mengoptimalkan pelayanan, melainkan juga meminimalisasi peluang praktik suap-menyuap," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya