Beasiswa BRI Wujudkan Mimpi Anak Petani Lulus Cumlaude UGM, Kini Bekerja di Bank

Firdaus Bazyli Azariel Rampius namanya. Salah satu mahasiswa peraih beasiswa dari BRI dan sukses menggapai mimpinya.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Jul 2021, 15:46 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 15:46 WIB
Firdaus Bazyli Azariel Rampius penerima beasiswa dari BRI. Dok pribadi
Firdaus Bazyli Azariel Rampius penerima beasiswa dari BRI. Dok pribadi

Liputan6.com, Jakarta Wajah semringah Firdaus Bazyli Azariel Rampius sambil memegang map ijazah bertuliskan Universitas Gadjah Mada (UGM) tampak terlihat jelas di selembar foto.

Itulah momen membahagiakan bagi pemuda asal Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan ini. Saat dia menyandang gelar sarjana dari Kampus bergengsi di Yogyakarta.

Bazyl panggilan akrabnya, berhasil mewujudkan mimpi masuk kuliah di kampus idaman. Di UGM, dia mengambil kuliah jurusan akuntansi.

Jalannya kian mulus ketika meraih Beasiswa Nusantara Cerdas untuk mahasiswa S1 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beasiswa hasil kerjasama kampus dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa jenjang Pendidikan strata 1 (S1) dari Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Indonesia. Salah satu kriteria penerima adalah Putra-Putri terbaik Negeri dari daerah Terluar, Terpencil, Terdepan (3T).

Bazyl mengaku sudah bertekad untuk mencari beasiswa sejak awal masuk kuliah di UGM pada 2014. Kondisi keluarga yang mendorong keinginan tersebut.

“Saya 4 bersaudara, saya anak ke-3. Saya kebetulan berasal dari keluarga menengah ke bawah, orangtua saja petani karet di Sekayu sana,” kata Firdaus Bazyl kepada Liputan6.com, Kamis (1/6/2021).

Dengan tekad kuat, dia menyiapkan berbagai dokumen yang dibutuhkan buat mengajukan beasiswa ke beberapa lembaga. Sayangnya, saat itu keberuntungan belum menghampiri.

Kabar baik datang ketika Bazyl memasuki semester 2 tahun 2015. Kampusnya mengumumkan jika ada 4 mahasiswa mendapat beasiswa dari BRI, termasuk Bazyl.

Setelah melalui serangkaian proses seleksi, akhirnya dia resmi mendapatkan beasiswa pada tahun 2015 hingga lulus kuliah. Pada beasiswa ini, BRI menanggung seluruh biaya kuliah sejak Bazyl masuk di UGM.

“Semua biaya kuliah di-cover BRI. Mulai dari biaya UKT, uang skripsi termasuk laptop. Saya akhirnya daftar, lalu saya diinterview BRI dan Alhamdulillah lulus. Uang kuliah semester satu juga diganti BRI. Jadi full dari semester 1-akhir dibiayai BRI,” ungkapnya.

BRI juga memberikan Bazyl uang saku sebesar Rp 1,8 juta. Uang saku tersebut lebih dari cukup untuk membiayai kebutuhan hidup selama merantau kuliah di Yogyakarta. Uang saku dipakai demi memenuhi kebutuhan makanan, membeli buku dan lainnya.

Selama mendapatkan beasiswa, Bazyl mengaku tidak kesulitan. Setiap bulan uang saku masuk tepat waktu sesuai jadwal. Bahkan dia mendapatkan orangtua asuh, yakni salah satu dosen di kampus yang ditunjuk BRI. Mereka yang ikut memantau perkembangan Bazyl, seperti kondisi akademik.

 

Saksikan Video Ini

Lulus Cumlaude

Berkat keuletan mengenyam pendidikan, Bazyl bisa lulus tepat waktu dengan IPK yang memuaskan di angka 3,70. Kerennya, dia menyandang predikat Cumlaude.

Alhamdulillah IPK saya 3,70 lulus Cumlaude. Kendala akademik bisa dihadapi dan lulusnya tepat waktu. Saya juga aktif organisasi di Kampus dan fakultas ikut BEM dan jadi asisten akademik seperti asisten lab,” ujarnya.

Kesuksesannya tidak berhenti di situ, setelah lulus dari universitas, Bazyl memutuskan untuk berkontribusi di BRI secara langsung.

Kebetulan pada 2019, BRI membuka Program Pengembangan Staf (PPS) BRI semacam program manajemen training untuk merintis karir di BRI.

Dia mengaku selama mendapatkan beasiswa BRI tidak ada kewajiban harus mengabdi pada bank BUMN ini. Tetapi hatinya yang menjatuhkan diri mengabdi di BRI.

“Saya mengajukan. Memang saat dapat beasiswa itu tidak ada ikatan dinas bahwa yang dapat beasiswa harus kerja di BRI melainkan membebaskan buat berkarir dimana saja. Saya berpikir karena BRI membantu banget kuliah saya, jadi saya mencoba berkontribusi balik untuk BRI,” ungkapnya.

Dari 2.000 pelamar, hanya 44 orang yang diterima saat itu termasuk Bazyl. Kini dia mengisi jabatan di Divisi Corporate Development Strategy sebagai Tim Budgeting (Anggaran) di kantor pusat BRI di Jakarta.

Di akhir, Bazyl berharap beasiswa S1 ini bisa terus dilanjutkan BRI. Mengingat masih banyak insan-insan pendidikan diluar sana yang membutuhkan uluran tangan BRI agar mereka bisa meraih cita-citanya mengenyam pendidikan S1 dengan nyaman.

Sebagai perusahaan yang berperan dalam menggerakkan roda ekonomi nasional, BRI selalu menjadi yang terdepan dalam tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberikan nilai dan manfaat bagi stakeholder dan masyarakat luas.

”Program beasiswa BRI merupakan wujud dari dukungan BRI bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Kami terus hadir memberikan bantuan beasiswa kepada putra-putri bangsa dan terus mendukung pemerintah dalam menyediakan SDM SDM unggul bagi kemajuan bangsa” ungkap Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI.(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya