Â
Liputan6.com, Jakarta Menjadi wirausahawan bukan profesi yang gampang dijalankan. Saat sukses mungkin orang melihat bahwa usaha yang dijalannya gampang-gampang aja, padahal mereka belum tahu kalau dinamika berwirausaha justru lebih menakutkan.Â
Ya, persaingan melawan pelaku usaha besar, adopsi digital masyarakat yang semakin kuat, hingga disiplin tata kelola menjadi isu yang sangat menantang bagi banyak pelaku mikro. Namun dengan tekad berusaha dan kemauan bertransformasi, pelaku mikro dapat kembali mendapatkan potensi usaha yang dapat menaikkan taraf hidup keluarga.
Advertisement
Hal itu dibuktikan oleh pasangan suami istri asal Kota Palu, Sulawesi Tengah, Yusrah Zaenong dan Sugiono. Sebelumnya, mereka hanya mengelola toko kelontong. Usaha ini tak banyak dapat meningkatkan taraf hidup karena harus bersaing secara langsung dengan toko ritel modern.
Bahkan, Sugiono yang menjalani sampingan sebagai servis kendaraan panggilan tetap tak mampu untuk menambah biaya kebutuhan dapur. Namun, nasib bagai roda pedati. Yusrah dan Sugiono yang telah menjalani masa pahit itu mendapat kesempatan untuk menaikkan taraf hidup.
Berawal dari kisah permohonan pinjaman, wanita paruh baya dengan wajah teduh ini justru mendapat tawaran menjadi Agen BRILink. Meski awal agak ragu, tetapi kemauan gigih untuk membuka diri menjadi awal cerita baru dalam perjalanan usahanya.Â
"Saya anggap ini peluang, jadi saya coba jalani saja," ujarnya.
Dia bercerita, saat pertama menjadi Agen BRILink, mereka masih tetap harus menjalankan bisnis kelontongnya. Kendati demikian, hanya selang beberapa bulan kemudian, Yusrah dan keluarga sudah mulai merasakan peningkatan omzet yang lumayan dari ‘berjualan’ jasa transfer dan setor tunai.Â
Alhasil, mereka pun memutuskan menghentikan bisnis kelontong dan fokus menjadi Agen BRILink. Mereka pun rela untuk jemput bola, membantu transaksi masyarakat di rumah-rumah. Seiring berjalan waktu, masyarakat mulai mengenal, nasabah justru datang dengan sendirinya.Â
"Dulu saya menerima segala jenis layanan, termasuk pembayaran pembiayaan, listrik, BPJS dan lain sebagainya. Kini saya hanya fokus pada transaksi perbankan saja," jelas wanita berhijab tersebut.
Mereka kini mengurusi 100 lebih nasabah BRI dalam sehari di bangunan berukuran 4x3 meter persegi depan rumahnya, Jalan Jati, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tetanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Tujuh tahun menjadi Agen BRILink, Yusrah cukup senang karena telah mampu membeli satu unit mobil dan sebidang tanah seharga ratusan juta di samping rumahnya. Bahkan tanah tersebut tengah dibangunkan rumah.
Selama menjadi Agen BRILink, Yusrah bahkan punya tips khusus. Mereka konsisten dan memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan konsumen.Â
"Terkadang ada agen tutup saat ada konsumen yang datang, itu karena ia juga menjalani pekerjaan lainnya. Hal ini kami hindari. Kami buka tiap Senin-Sabtu pukul 08.00 sampai pukul 17.30 Wita, dan pelanggan sudah tahu jadwal itu," ucapnya.
Di hari Minggu, kios Yusrah tetap memberikan pelayanan di malam hari.Â
"Saya tetap buka Minggu karena kalau tutup terlalu lama, nasabah biasa gedor-gedor pintu," tutur Yusrah.
BRI sebagai bank terbesar di Indonesia menjadi perpanjangan tangan program Pemerintah, memberikan solusi bagi banyak pelaku mikro dengan menjadi Agen BRILink. BRI terus berupaya memperdalam inklusi keuangan di Indonesia agar semakin banyak masyarakat, terutama pengusaha mikro dan kecil, yang terjangkau layanan lembaga keuangan formal.
Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan peningkatan inklusi keuangan masyarakat menjadi bagian dari visi perusahaan. Alasannya, perbaikan inklusi keuangan masyarakat membuat peluang kesejahteraan ekonomi mereka meningkat semakin terbuka.
"Melihat fakta masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum memiliki bank, maka kita upayakan untuk menginklusi mereka. Kami punya juga target bagaimana agar pengusaha mikro ini naik kelas ke atas. Jadi BRI ke depan, bukan (fokus) ke atas tetapi lebih penetrasi ke bawah untuk mengembangkan nasabah mikro dan ultra mikro," ujarnya.
Secara garis besar, Agen BRILink memberi tiga pelayanan utama bagi masyarakat. Pertama, berperan sebagai agen laku pandai untuk meningkatkan inklusi keuangan. Kedua, Agen BRILink berperan sebagai kepanjangan tangan perbankan untuk melayani nasabah.Â
Melalui Agen BRILink, nasabah bisa melakukan transaksi seperti tarik uang, transfer, hingga membayar beragam tagihan tanpa harus ke bank, ATM, atau menggunakan aplikasi mobile banking. Ketiga, Agen BRILink juga menjadi solusi bagi masyarakat yang hendak mendapat penghasilan tambahan.Â
BRI meyakini kehadiran Agen BRILink sebagai membawa dampak ekonomis maupun non-ekonomis bagi masyarakat. Agen BRILink yang kini tersebar di 55 ribu desa di Tanah Air telah turut berperan dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi.
Â
(*)