Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan melaporkan, telah menjalankan sejumlah perbaikan pada sistem layanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA). Layanan online ini mengalami gangguan pada sisi database karena adanya force majeure di sistem IT dalam beberapa hari ini.
Dalam perbaikannya, Bea Cukai melibatkan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi (Pusintek) Kementerian Keuangan. Adapun proses perbaikan CEISA diharapkan tuntas sampai dengan akhir pekan ini.
Baca Juga
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Kemenkeu Syarif Hidayat menyampaikan, penanganan yang telah dilakukan sejak terjadi gangguan diantaranya dalam jangka pendek telah melakukan restart sistem dan memonitor aplikasi CEISA secara berkala.
Advertisement
"Kemudian, dilanjutkan dengan penanganan jangka menengah yaitu melakukan pemindahan data dari Data Center (DC) ke Disaster Recovery Center (DRC)," ujar Syarif dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).
Sementara Data Center CEISA tengah diperbaiki, ia mengatakan, layanan dokumen yang diajukan telah aktif kembali dengan menggunakan DRC.
"Saat ini beberapa aplikasi yang sudah berjalan diantaranya adalah impor, ekspor, billing, manifes, dan Tempat Penimbunan Berikat (TPB)," jelas Syarif.
Ke depan, Syarif menekankan, Kantor Bea Cukai akan menjadikan kondisi force majeure ini sebagai momentum untuk memperkuat keandalan Sistem CEISA. Sehingga dapat digunakan lebih optimal melalui penguatan system operating procedure (SOP), penguatan back up data, dan proses upgrading system.
"Di saat yang sama, Bea Cukai telah berkomunikasi dengan pihak pengelola Tempat Penimbunan Sementara (TPS) untuk dapat memberikan dukungan relaksasi kepada pelaku usaha," pungkas Syarif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Layanan Online CEISA Bea Cukai Terganggu, Eksportir Berang
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menginformasikan jika sistem layanan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) mengalami gangguan sejak Kamis 8 Juli 2021.
Oleh karenanya, layanan kepabeanan dan cukai secara online saat ini masih belum berjalan lancar, sehingga pihak eksportir diarahkan mengikuti panduan layanan manual di kantor Bea Cukai terdekat.
"Sahabat BC, saat ini sedang dilakukan pemutakhiran layanan CEISA untuk mengatasi kendala yang terjadi beberapa waktu terakhir. Saat pemutakhiran berlangsung, beberapa layanan tidak dapat diakses," tulis akun Twitter @beacukaiRI, Senin 12 Juli 2021.
Hal itu membuat sejumlah eksportir bertanya-tanya dan berang lantaran CEISA sangat penting untuk mengurus nota pelayanan ekspor (NPE) hingga pengurusan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
Gangguan ini pun membuat barang kiriman eksportir tertahan di pelabuhan selama berhari-hari. Itu lantas menjadikan biaya yang dikeluarkan semakin tinggi lantaran kontainer menginap terlalu lama di pelabuhan.
"Hai, ada estimasi nya sampe kpn ga ya? Soalnya jujur saya ini kena charge biaya gudang dr jasa pengiriman. ini klo sistem dr becuk msih jg ga bs digunain… ini mau brp juta hrs saya keluarin. Tolong saya jg org teknologi. Utk pemutakhiran suatu sistem hrsnya ada timeline yg jelas," tulis akun @miss_seoulmate.
"Min masih belum tau sampai kapan untuk kembali normal? Cara manual pib belum ada tahapannya min, cara cek manifest yang biasa di protal pengguna jasa skrng cek dmna min? Beneran saya sampe sakit kepala min tkt imun saya menurun," tulis akun @fireboolt.
Advertisement