Kemenkeu: Pandemi Bisa Hilang, tapi Covid-19 Tak akan Hilang

Hidup berdampingan dengan Covid-19 menjadi pilihan yang harus dihadapi pemerintah saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2021, 19:00 WIB
FOTO: 350 Penumpang KRL Jalani Tes Swab di Stasiun Bogor
Penumpang kereta rel listrik (KRL) menjalani tes swab di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). Pengetesan yang melibatkan 350 penumpang ini untuk memastikan ada atau tidaknya virus corona COVID-19 yang dibawa penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Hidup berdampingan dengan Covid-19 menjadi pilihan yang harus dihadapi pemerintah saat ini. Sebab, virus corona ini mungkin akan tetap ada, meski jumlahnya lebih terkendali dan menurun menjadi endemi.

Hal tersebut ditegaskan oleh Staf Ahli Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.

"Pandeminya bisa hilang menjadi endemi tapi Covid-nya tidak akan hilang, jadi eskalasinya tidak akan setinggi ini," kata Yustinus saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (10/8).

Saat penanganan kasus bisa dikendalikan, maka dari sisi ekonomi, dunia usaha akan mulai bergerak. Kemudian menghasilkan efek domino seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja baru.

Kondisi ini perlahan-lahan akan membantu pemerintah. Mengurangi berbagai beban yang selama ini ditanggung demi menahan perlambatan ekonomi agar tidak terlalu dalam.

"Ketika bisa menjadi endemi, dunia usaha sudah bisa bergeliat lagi dan nanti akan ada multi flyer effect, ujungnya akan ada penguruangan beban pemerintah," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemerintah Kembali Alokasikan Dana PEN dalam Rancangan APBN 2022

FOTO: Perjuangan Paramedis Merawat Pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor
Paramedis memindahkan pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Kota Bogor saat ini mencapai 73 persen. (merdeka.com/Arie Basuki)

Maka, untuk bisa mencapai titik tersebut, pemerintah lewat APBN akan terus menyiapkan berbagai dukungan. Mulai dari bantuan sosial hingga berbagai insentif pajak.

"Jadi logikanya diantipasi dengan dukungan-dukungan yang ada dengan insentif yang disiapkan dan dilanjutkan," kata dia.

Untuk itu, dalam rancangan APBN 2022, Pemerintah kembali menganggarkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun depan. Hanya saja, dia enggan membeberkan jumlah alokasi yang diusulkan pemerintah.

"(Dana PEN) tetap dialokasikan. Semua kan kita berjaga-jaga, mengantisipasi. Nanti ditunggu saja pidatonya 16 Agustus di nota keuangan," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan virus corona kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Sehingga pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat karena hidup berdampingan dengan Covid-19.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya