Liputan6.com, Jakarta
Pembangunan hunian tetap (Huntap) Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dikebut.Â
Â
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.Â
Â
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya," ujar Menteri Basuki, Rabu (6/10/2021).
Â
Ketua Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR untuk NTB dan NTT Widiarto mengatakan, untuk di Nusa Tenggara Barat saat ini dibangun sebanyak 292 unit huntap.Â
Â
"Sebanyak 185 unit dibangun di Kabupaten Bima, sedangkan 107 lainnya dibangun di Dompu," jelas Widiarto.Â
Â
Â
Berdayakan Pekerja Lokal
Hingga saat ini progres pembangunan huntap di Kabupaten Bima sudah sebesar 20,71 persen dengan sebanyak 30 unit, dan sebesar 25,69 persen sebanyak 22 unit di Kabupaten Dompu.Â
Â
Widiarto menyatakan, untuk mempercepat pembangunan huntap di NTB, Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk proses pengadaan lahan.Â
Â
Selain itu, Kementerian PUPR juga memberdayakan tenaga kerja lokal dari daerah sekitar untuk penambahan tenaga kerja agar tetap selesai sesuai target.Â
Â
"Bantuan hunian tetap berupa rumah khusus (rusus) didesain dengan teknologi Risha tipe 36. Risha merupakan bangunan rumah menggunakan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat menggunakan tiga jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya," terangnya.
Â
Â
Â
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓