Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pasar ikan Fandoi beserta dermaga yang terletak di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak Numfor, Papua, Rabu (6/10/2021).
Dengan demikian, optimalisasi SKPT ini diharapkan Menteri Trenggono mampu jadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar Biak Numfor khususnya nelayan.
"Melalui bantuan berbagai pihak, kini Kabupaten Biak Numfor telah memiliki pasar ikan Fandoi dengan dermaga yang membantu nelayan lokal tambat labuh. Saya yakin dengan adanya fasilitas ini maka akan menggerakkan perekonomian masyarakat di Papua, khususnya di Kabupaten Biak Numfor," ucap Menteri Trenggono, dalam keterangan resmi.
Advertisement
Menteri Trenggono optimistis bahwa roda perekonomian Indonesia Timur dapat dipacu melalui kegiatan perikanan di SKPT Biak Numfor. Rencananya lokaso ini akan menjadi pusat pendaratan ikan hasil tangkapan nelayan dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717. Selain itu pengolahan hasil perikanan juga dapat dilakukan di sana.
Ia menambahkan, pemaksimalan kinerja SKPT Biak Numfor dapat mendorong ekspor perikanan langsung dari wilayah Indonesia Timur. Adapun komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi di WPP 717 seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, lobster dan kepiting.
Pembangunan pasar ikan Fandoi merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Jepang dengan Pemerintah Indonesia melalui Official Development Assistance (ODA) dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Turut hadir dalam peresmian Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi serta perwakilan dari JICA, Mr. Takatoi dan Mr. Itagaki.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Luhut
Pada kesempatan yang sama, Menko Luhut turut meninjau secara langsung fasilitas yang ada di SKPT Biak Numfor, yang pengelolaannya ada di bawah Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP.
“Ekspor ikan secara langsung dari SKPT Biak ke negara tujuan salah satunya Jepang harus kita dorong terus,” pungkas Menteri Luhut.
Informasi, SKPT Biak Numfor sendiri memiliki sarana dan prasarana berupa Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold Storage (ICS) dengan kapasitas daya tampung mencapai 200 ton.
Kemudian tersedia pusat pelelangan ikan, kendaraan berpendingin, chest freezer dan cool box untuk menjaga mutu ikan hasil tangkapan nelayan. Keberadaan SKPT Biak Numfor menjadi angin segar bagi masyarakat setempat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan.
Hal ini terbukti dari peningkatan produksi ikan hasil tangkapan yang meningkat sebesar 35 persen, dari 56.960 ton (tahun 2016) menjadi 76.847ton (tahun 2019) dengan dominasi hasil tangkapan yakni ikan demersal 31.737 ton, ikan pelagis kecil 23.748 ton dan ikan pelagis besar 21.362 ton.
Hal ini diklaim berbanding lurus dengan peningkatan rata-rata pendapatan nelayan yang menjadi 3 kali lipat per bulan, khusus nelayan penerima bantuan kapal SKPT, yaitu semula sekitar Rp 1.200.000 menjadi Rp 3.600.000.
Melalui SKPT Biak Numfor, pada 28 Agustus lalu juga telah dilakukan ekspor langsung perdana ke Singapura dengan jenis produk yang diekspor antara lain tuna loin (150 kg), kepiting (350 kg) dan lobster (30 kg) yang dikirim ke Singapura melalui jalur udara. Ekspor ini menjadi langkah awal bagi Kabupaten Biak Numfor untuk dapat memasarkan produknya ke luar negeri.
Advertisement