Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih Rp 2,26 triliun di kuartal III 2021. Angka laba bersih BSI tersebut naik 37,01 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba ini seiring strategi Bank Syariah Indonesia fokus pada digitalisasi produk dan layanan pasca merger 1 Februari 2021.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI berkomitmen terus berinovasi dalam layanan jasa keuangan termasuk digital bangking ke depan. Diharapkan dengan langkah ini bisa meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi bagi seluruh nasabah dan dapat memenuhi kebutuhan umat.
Advertisement
“Akselerasi digital menjadi salah satu fokus BSI dalam menggenjot bisnis. Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133 persen yoy," ujar Hery, di Jakarta, Kamis (28/10/2021).
Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95 persen transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5 persen masih menggunakan layanan di teller.
Selain terdorong transaksi digital, perolehan laba bersih yang gemilang ditopang pula kinerja berbagai sektor. Di antaranya perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 219,19 triliun.
Terkait DPK, menurut Hery pihaknya terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah. Di mana tabungan wadiah tumbuh signifikan sebesar 16,22 persen yoy atau mencapai Rp30,35 triliun pada September 2021. Sementara itu untuk total tabungan bertumbuh 11,57 persen yoy yang mencapai Rp 91,43 triliun pada kurun waktu yang sama.
Pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya cost of fund yang kini sekitar 2,10 persen. Persentase tersebut turun signifikan dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar 2,67 persen.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembiayaan
Selain DPK, kinerja pembiayaan pun tak kalah moncer. Pembiayaan BSI mampu tumbuh sekitar 7,38 persen yoy yang mencapai Rp163,32 triliun. BSI pun mampu menjaga kualitas pembiayaan (NPF) nett sebesar 1,02 persen.
Hery menjelaskan bahwa pertumbuhan pembiayaan disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp 77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 persen yoy dari sebesar Rp 64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58 persen yoy dengan penyaluran mencapai Rp 4,42 triliun dari sebelumnya Rp 3,82 triliun.
Sementara itu, realisasi pembiayaan komersial BSI sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp10,58 triliun, tumbuh sekitar 7,29 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 9,86 triliun. Adapun untuk sektor mikro berhasil tumbuh sekitar 4,74 persen. Menurutnya, BSI pun terus mendorong pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM sehingga komposisinya hingga September 2021 mencapai 22,93 persen, atau meningkat dari posisi Desember 2020 yang sekitar 22,40 persen.
Hery pun menekankan, dengan sinergi yang baik dari berbagai segmen tersebut BSI mampu meningkatkan aset menjadi Rp 251,05 triliun atau naik sekitar 10,15 persen yoy dari Rp 227,92 triliun.
Selain dari segi bisnis, lanjut Hery, pihaknya juga terus berkomitmen menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Sehingg peran bank syariah terus bertambah untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dengan mengimplementasikan prinsip tersebut di berbagai sektor.
Di antaranya melalui pembiayaan keuangan berkelanjutan yeng nilainya mencapai Rp 41,07 triliun atau setara 22,9 persen dari total pembiayaan BSI. BSI pun melakukan pemasangan panel surya serta peletakan reverse vending machine & plasticpay mini collection point di Jakarta.
Dukungan pada transaksi sosial keagamaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) juga terus digencarkan BSI melalui penyaluran zakat perseroan per September 2021 yang mencapai Rp 72,48 miliar. Pendistribusian zakat berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan BSI scholarship sebanyak 500 mahasiswa, BSI Care serta program 14 desa berdaya sejahtera Indonesia.
“Hal ini tentu semakin memberikan spirit BSI untuk terus maju dan berfokus pada berbagai strategi penting di antaranya integrasi operasional pasca legal merger, mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, efisiensi dan akselerasi kapasitas digital,” tutur Hery.
Advertisement