7 Tahun Pemerintahan Jokowi, Telah Beroperasi 8 Kawasan Industri Baru di Luar Jawa

Sejalan dengan upaya penumbuhan industri, Kemenperin menempuh kebijakan pengembangan kawasan industri di luar Jawa.

oleh Tira Santia diperbarui 31 Okt 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2021, 12:30 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada  2021 tembus 5,5 persen. (Dok Kemenperin)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 tembus 5,5 persen. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pertumbuhan sektor industri di luar Jawa. Langkah ini guna menciptakan pemerataan pembangunan dan ekonomi sejalan dengan Nawacita.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, aspek penting dari upaya membangun Indonesia dari pinggiran dalam konteks pembangunan industri manufaktur adalah aspek keadilan yang mencakup pemerataan dan inklusivitas.

"Langkah ini juga sesuai konsep pembangunan Bapak Presiden Joko Widodo, yaitu Indonesia sentris,” kata Agus Kartasasmita melalui keterangan tertulis, Minggu (31/10/2021).

Pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi, laju pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa meningkat signfikan. Merujuk data BPS, jumlah industri besar dan sedang (IBS) naik dari 4.273 unit usaha pada tahun 2014 menjadi 5.626 unit unit usaha pada 2018.

“Penambahan jumlah IBS luar Jawa ini terbilang cukup signifikan bila dibanding dengan perkembangan IBS pada periode 2009-2014,” ujarnya.

Sejalan dengan upaya penumbuhan industri ini, Kemenperin juga menempuh kebijakan pengembangan kawasan industri di luar Jawa.

 

Kawasan Industri Baru

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada  2021 tembus 5,5 persen. (Dok Kemenperin)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 tembus 5,5 persen. (Dok Kemenperin)

Selama tujuh tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, terdapat delapan kawasan industri baru di luar Jawa yang telah berhasil dibangun dan beroperasi. Jumlah ini belum termasuk empat kawasan industri yang sedang dalam tahap konstruksi dan dua kawasan industri lainnya yang masih tahap perencanaan.

"Sebagai dampak positif dari pembangunan kawasan industri di luar Jawa, kinerja ekspor pada wilayah-wilayah tersebut meningkat sangat pesat,” ungkap Agus.

Contohnya adalah kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Tengah yang naik lima kali lipat pada periode tahun 2016-2020. Tahun 2016, ekspor provinsi ini sebesar USD 1,5 miliar, dan pada 2020 telah mencapai USD 7,5 miliar.

“Pemerintah juga melakukan pengembangan kawasan industri prioritas,” imbuhnya.

Pada tahun 2020-2024, direncanakan pengembangan 19 kawasan industri prioritas, yaitu 9 di Pulau Sumatera, 6 di Pulau Kalimantan, 1 di Pulau Madura, 2 di Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku, serta 1 di Pulau Papua. Kawasan industri tersebut antara lain berbasis industri agro, migas, logam, batubara, dan kedirgantaraan.

 

Pacu IKM

Sejalan dengan konsep Indonesia-sentris yang juga merupakan pengejawantahan dari “Membangun Indonesia dari Pinggiran”, Pemerintahan Presiden Jokowi juga terus memacu pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di luar Pulau Jawa. Sepanjang kurun waktu 2015-2019 telah berhasil dibangun 22 sentra IKM di luar pulau Jawa.

“Berikutnya ditambah lima Sentra IKM baru yang dibangun pada tahun 2020. Sedangkan di tahun 2021, ditargetkan terbangun sentra baru di 26 kabupaten/kota melalui skema anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK),” tandasnya.

Selain itu, guna menangkap peluang di era digitalisasi, Kemenperin telah menginisiasi sejumlah program untuk mentransformasi IKM Go Digital, salah satunya melalui program e-smart IKM. Hingga tahun 2020, sebanyak 2.216 pelaku IKM telah bergabung dalam program yang dijalankan sejak tahun 2017 tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya