Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM

Kementerian Perindustrian konsisten melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan(stakeholders) bagi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).

oleh Septian Deny diperbarui 11 Des 2024, 19:38 WIB
Diterbitkan 11 Des 2024, 19:00 WIB
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada “Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif denganIndustri Besar” di Jakarta, Selasa (10/12). (Dok. Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian konsisten melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) bagi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Langkah strategis yangdilaksanakan misalnya melaksanakan kegiatan link and match temu bisnis IKM komponen otomotif dengan industri besar.

“Tahun ini, industri otomotif tengah menghadapi tantangan yang cukup berat. Situasi ini perlu disikapidengan serius oleh kita semua, karena biasanya di setiap tantangan itu ada kesempatan atau peluang,”kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada “Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif dengan Industri Besar” di Jakarta, dikutip Rabu (11/12/2024).

Wamenperin juga mengemukakan perlunya insentif bagi pelaku industri besar yang terlibat dalamprogram link and match dengan sektor IKM.

“Upaya ini penting, karena dari komitmen dan konsistensiini semua lini bisnis bisa jadi satu atau terintegrasi dalam membangun rantai pasok industri di dalamnegeri,” tuturnya.

Menperin berharap, program link and match serupa bisa dilaksanakan di berbagai sektor industri lainnya. Program ini diyakini akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi kemitraan dan rantai pasok sekaligus mendukung pelaku IKM untuk dapat terus meningkatkan dayasaingnya.

“Melalui komitmen kemitraan ini juga turut mendukung kebijakan tingkat komponen dalam negeri(TKDN) dan substitusi impor yang bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri agar bisa menjadimarket leader di tanah air,” paparnya.

Program link and match antara IKM komponen otomotif dengan industri besar merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU oleh Kemenperin dan Kadin Indonesia yang dilakukan pada tahun 2022 lalu,dan telah rutin dilakukan penjalinan kerja sama sampai tahun 2024.

Sepanjang tahun 2022-2024, telahterjaring sebanyak 122 IKM yang telah bermitra dengan 55 Tier-1 APM.“Hal ini juga mendorong produk IKM memiliki pasar yang berkelanjutan dan pelaku IKM juga terpacuuntuk dapat naik kelas yang diharapkan mampu menimbulkan efek multiplier pada pertumbuhanindustri otomotif dalam negeri,” ungkap Faisol.

Wamenperin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mitra Kemenperin, antara lainKadin Indonesia, PT Astra International Tbk, PT Astra Honda Motor, PT Astra Otoparts Tbk, YayasanDharma Bhakti Astra (YDBA), dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal.

“Ini merupakan wujud nyata darisemangat yang luar biasa untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mendorong peran IKM untuk dapat masuk rantai pasok industri otomotif nasional,” imbuhnya.

Wamenperin juga mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam terlaksananya penandatanganan 60 MoU antara 57 IKM komponen otomotif dan 28 industri besar. “Harapan saya agar hasil dari MoU ini dapat terealisasi dengan baik dan terus dimonitor keberlanjutannya. Semoga ini menjadi sinyal baik atas kebangkitan industri otomotif nasional serta menghasilkan sinergi yang baikantar kedua belah pihak,” ujar Faisol.

 

Temu Bisnis

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza. (Foto: Tim Bisnis)
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza. (Foto: Tim Bisnis)

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan, kegiatan temu bisnis atau link and match pertama kali dilaksanakan tahun 2017, dan merupakan agenda rutin tahunan Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin.

“Pada tanggal 19 November 2024 lalu, telah dilaksanakanpenandatanganan 54 MoU antara YDBA, Tier 1 APM dan IKM, dilanjutkan pada hari ini pelaksanaanpenandatanganan simbolis enam MoU dari total sebanyak 28 Tier-1 APM dan 57 IKM,” ungkap Reni.

Selain pelaksanaan penandatanganan MoU, rangkaian acara juga diisi dengan berbagai kegiatan sepertiWorkshop terkait strategi dan program pembinaan IKM yang menghadirkan narasumber dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra Honda Motor, PT Nandya Karya Perkasa(Tier-1), PT Amanah Jaya Perkasa (IKM), Lembaga Pembiayaan non-perbankan, serta IKM startUpindustri.

 

Pameran Komponen Otomotif

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada acara Beauty Science Tech 2024
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada acara Beauty Science Tech 2024. Industri kosmetik nasional merupakan salah satu sektor usaha yang memiliki pertumbuhan dan prospek bisnis yang masih menjanjikan. Hal ini tercemin dari nilai pendapatan di industri ini mencapai USD8,09 miliar pada tahun 2023, dan diproyeksi meningkat sebesar USD9,17 miliar selama tahun 2024. (Dok. Kemenperin)

Selain itu, penyelenggaraan Pameran Komponen Otomotif yang terdiri dari 39 booth yang diisi oleh 28Tier-1 dan 57 IKM komponen otomotif serta 3 booth lembaga pembiayaan dan perbankan, serta 2 boothstart-up industri. Turut pula diselenggarakan acara Temu Bisnis yang akan mempertemukan sekitar 200peserta IKM komponen otomotif dengan 50 Tier APM dan Lembaga pembiayaan.

“Kami juga melakukan penyerahan penghargaan kepada seluruh stakeholder yang telah mendukungprogram kemitraan bersama dengan Kementerian Perindustrian, antara lain Kadin Indonesia, YDBA,Astra International, Astra Honda Motor, Penjabat Bupati Tegal, serta Dinas Perindustrian, Transmigrasi,dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal,” jelas Reni.

Dirjen IKMA menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para pelaku IKMuntuk dapat intensif berkonsultasi dengan supplier APM dan industri besar yang menjadi sasaran mitraIKM. Display produk pada booth supplier APM diharapkan dapat membantu IKM untuk melihat secaralangsung produk-produk yang berpotensi untuk disuplai oleh IKM.

“Diharapkan kegiatan ini dapat mendorong terwujudnya jalinan komunikasi antara pelaku usaha IKMdengan supplier ATPM dan industri besar, terbukanya akses pasar IKM otomotif, pertukaran informasidan wawasan industri, hingga terjalinnya kemitraan yang saling menguntungkan,” pungkas Reni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya