Dirut Bio Farma Buka-bukaan soal Tarif Tes PCR

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan penyebab mahalnya biaya tes RT-PCR pada awal pandemi Covid-19.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Nov 2021, 12:32 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 12:32 WIB
Tarif batas untuk tes PCR
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir saat tes usap (swab test) PCR di Jakarta, Senin (25/10/2021). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengarahkan untuk menurunkan harga tes PCR menjadi Rp300 ribu dan masa berlaku pemeriksaan diperpanjang 3x24 jam. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan penyebab mahalnya biaya tes RT-PCR pada awal pandemi Covid-19. Ia menyebut banyak penyedia yang menyediakan bundling atau paket pemeriksaan, sehingga membuat harga menjadi tinggi.

Ia pun mengatakan, yang memengaruhi harga tinggi tersebut juga salah satunya adalah komponen pemeriksaan yang masih impor.

“Pada awal pandemi Covid-19, harga ini bervariasi, ada yang sampai Rp 3,5 juta atau Rp 2,5 juta, karena kebanyakan mereka membundling service, ini tak murni tes PCR tapi juga dengan foto thorax, selain dari karena tak adanya penentuan harga dari pemerintah,” katanya dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11/2021).

Namun, hal itu berangsur berubah ketika pemerintah mengambil alih dan menentukan harga tertinggi tes PCR yang bisa didapatkan oleh masyarakat. Ia turut membandingkan, beberapa negara lain seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, memiliki biaya tes yang lebih mahal dari Indonesia.

“Saya juga berkesempatan kemarin di Uni Emirat Arab, ternyata harganya jauh lebih mahal dari yang disini (Indonesia),” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Tes PCR Turun

FOTO: Testing-Tracing COVID-19 Akan Diintensifkan
Warga menjalani tes usap PCR COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Kamis (22/7/2021). Peningkatan testing dan tracing di wilayah padat penduduk diharapkan bisa mempercepat upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Basyir optimistis dengan semakin meningkatnya suplai pasokan bahan baku dari dalma negeri, mampu menekan biaya tes RT PCR menjadi semakin murah. Apalagi, kedepannya, kata dia, semakin muncul kolaborasi bisnis pemasok bahan tes.

“Kami yakin dengan adanya semakin banyak suplai dalam negeri bisa kita turunkan dengan level tertentu, dan dengan bisnis model sendiri, dari kolaborasi dari pemilik mesin sendiri, pemilik reagen sendiri mungkin bisa menekan harga sampai level tertentu,” paparnya.

Ia menambahkan langkah pemerintah yang menentukan harga tertinggi dari reagen RT PCR dapt membantu biaya tes PCR lebih terjangkau di masyarakat.

“ini persis dengan harga obat-obatan, itu juga adanya penetapan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, tidak murni melewati suatu mekanisme pasar,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya