Sri Mulyani Proyeksikan Penerimaan Negara di 2021 Tembus Rp 1.916 Triliun

Menkeu Sri Mulyani cukup optimis karena pendapatan dari pajak sudah mulai terlihat tumbuh. Bahkan untuk periode yang sama pertumbuhannya mencapai 15,3 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Nov 2021, 10:56 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 10:55 WIB
Menkeu Sri Mulyani Beberkan Perubahan Pengelompokan/Skema Barang Kena Pajak
Menkeu Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan penerimaan negara di 2021 mencapai 16,3 persen. Jika dikalkulasi, angka penerimaan negara tersebut setara dengan Rp 1.916 triliun.

“Penerimaan negara kita sampai dengan Oktober ini tumbuhnya 18,2 persen. Angka 16,3 persen itu proyeksi sampai akhir tahun. Dalam hal ini kita lihat pendapatan negara akan tumbuh 16,3 persen bisa mencapai Rp 1.916 triliun. Ini proyeksi kita,” kata Sri Mulyani dalam CEO Forum, Kamis (18/11/2021).

Menkeu cukup optimis karena pendapatan dari pajak sudah mulai terlihat tumbuh. Bahkan untuk periode yang sama pertumbuhannya mencapai 15,3 persen. Angka ini kombinasi yang baik untuk mendukung penerimaan negara.

Growth dari penerimaan negara kita tumbuhnya 18,2, pajak tumbuhnya 15,3 persen, ini memang kombinasi dari banyak hal di mana yang kita berikan dukungan insentif kepada dunia usaha dan basis tahun lalu yang rendah, sekarang kemampuan kita pick up cukup tinggi,” ujarnya.

Sri Mulyani pun merincikan dari pertumbuhan pajak sejauh ini. PPN dalam negeri tumbuh 13,3 persen, PPH Badan tumbuh 13,4 persen, PPN impor tumbuh 32,3 persen. Bahkan Bea cukai dan kepabeanan tumbuh 9 kali lipat karena peningkatan itu disebabkan oleh meningkatnya PPN Impor.

“Makanya neraca pembayaran untuk trade account kita luar biasa dari sisi positifnya. Nah ini adalah catatan-catatan positif yang menggambarkan dukungan atau dalam hal ini kegiatan ekonomi underlying-nya itu mulai berdegup sangat keras bahkan pada saat kita dihantam oleh Delta varian,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pandemi

Menkeu Sri Mulyani Beberkan Perubahan Pengelompokan/Skema Barang Kena Pajak
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurutnya, Delta varian memang menurunkan konsumsi rumah tangga dimana sebelumnya diangka 5 persen menjadi sekitar 1 persen. Namun aktivitas masyarakat tidak berhenti begitu saja, sehingga momentumnya itu masih terus terakselerasi, oleh karena itu pihaknya cukup optimis untuk kuartal keempat akan tumbuh positif.

“Dengan tren ini sampai dengan akhir tahun kita berharap permintaan dari sisi penerimaan negara itu kita akan lebih dari yang kita taruh di dalam undang-undang APBN. Kita proyeksikan akan mencapai 16,3 growth-nya, terus nominalnya Rp 1.916 triliun, kita akan lihat nanti komponennya sudah kita identified,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya